“Ya ini sedikit cara kita membantu masyarakat. Kita cek mana pengajuan yang sudah masuk, tapi belum dibantu. Kita coba sisir dan bantu mereka, tidak hanya dengan APBD, tapi juga sumber lain. Salah satunya ya Baznas ini,” katanya.
Setiap memberikan bantuan, Ganjar selalu berpesan kepada Kades, Lurah hingga Ketua RT di daerah masing-masing untuk saling membantu. Termasuk gotong royong membantu masyarakat yang mendapatkan bantuan RTLH.
“Saya titip kepada Pak RT, Lurah atau Kades ini warganya dibantu. Gerakkan gotong royong antara warga. Semoga yang sedikit ini bisa membantu dan bermanfaat,” katanya sebelum melanjutkan kunjungan ke Panti Asuhan Darul Quro Gunungpati.
Karwi adalah orang tua tunggal yang hidup bersama satu anaknya yang masih sekolah. Sehari-hari, ia bekerja sebagai kuli bangunan dengan upah Rp70 ribu perhari. Suaminya telah meninggal, sehingga ia menjadi tulang punggung keluarga. Dengan kondisi ini, memiliki rumah tinggal yang layak huni, baginya hanya bisa dalam impian.
“Jangankan untuk bangun rumah, untuk makan saja sudah alhamdulillah. Niki seneng banget, angsal rejeki nomplok (dapat rejeki nomplok),” ucapnya tidak henti bersyukur.
Rumah Karwi memang jauh dari kata layak. Lantainya masih tanah, dindingnya terbuat dari papan. Sementara atap, terlihat genting yang sudah bolong-bolong. Karwi menggunakan plastik untuk menutupi lubang-lubang itu.
“Kalau hujan bocor semua, kalau angin takut ambruk. Biasanya kalau hujan angin saya ngungsi ke rumah tetangga, takut ambruk. Sekarang sudah dapat bantuan, nanti kalau sudah dibangun, saya sudah tenang,” pungkasnya.
Selain untuk Karwi, Ganjar juga memberikan bantuan RTLH untuk Ibu Subagyo. Sama dengan Karwi, Ibu Subagyo juga mendapat bantuan sebesar Rp20 juta, yang bersumber dari Baznas.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu