Namun sesungguhnya Peneliti Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi ancaman Pekerja yang melakukan mogok ini sejenis senjata makan tuan bagi Freeport, awalnya perusahaan menggunakan pekerja sebagai tameng untuk menekan pemerintah, namun akibat dari pemecatan sejumlah karyawan oleh perusahaan, para pekerja berbalik mengancam mogok agar perusahaan tidak bertindak semena-mena mengeksploitasi pekerja.
“Awalnya, Freeport melakukan intimidasi dan mengancam PHK sepihak agar buruh ikut menekan Pemerintah agar mengeluarkan izin konsentrat, tanpa diolah dan dimurnikan di Smelter Dalam Negeri,” tuturnya.
“Rupanya, intimidasi dan ancaman yang cenderung mengadu domba antara buruh dengan Pemerintah, justru menjadi bumerang bagi Freeport dengan mogoknya buruh selama 30 hari. Lantaran, mogoknya buruh akan menghentikan produksi, yang merugikan Freeport,” tandasnya.
(Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka