Yogyakarta, Aktual.com – Kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke kampus Universitas Islam Indonesia (UII) menuai penolakan ratusan mahasiswa yang tergabung di Aliansi Mahasiswa Peduli Agraria (Ampera). Di kampus yang terletak di Jalan Kaliurang itu, Ganjar hadir untuk mengisi acara yang diadakan salah satu televisi swasta nasional.

Kaliurang yang berhawa sejuk, sore itu menjadi hangat oleh tuntutan-tuntutan dan penolakan yang disampaikan Ampera ke Ganjar mengenai konflik-konflik agraria di Jateng yang tak kunjung dapat solusi.

Ampera menuntut penyelesaian atas konflik-konflik agraria di Jateng. Antara lain konfik Urutsewu di Kebumen antara petani dengan TNI dan rencana pendirian pabrik semen di Rembang.

Sebagai bagian dari pemerintah, menurut Ampera, Ganjar harusnya membela rakyat dan berhenti melakukan tindakan represif ke rakyat dengan memakai kekuatan militer. Ganjar juga didesak menegakkan Undang-Undang Pokok Agraria tahun 1960 dengan sebenar-benarnya, serta tegas memasukannya dalam politik negara.

Ampera jelas menolak kedatangan Ganjar ke kampus UII. Karena kedatangan dia dianggap merusak citra UII sebagai kampus perjuangan. Sedangkan Ganjar, dinilai tidak bertanggung jawab telah melemparkan kasus konflik agraria ke pengadilan begitu saja tanpa pengawalan. menurut mahasiswa ini menunjukkan sikap Ganjar yang tidak berpihak ke rakyat.

Okta Wilarso, salah seorang mahasiswa UII, anggap Ganjar sudah gagal sebagai gubernur. “Karena berpihak kepada korporasi dari pada rakyat dalam konflik agraria,” ujar dia, Yogyakarta, Selasa (3/5).

Ganjar klaim tetap komitmen

Tanggapi tuntutan mahasiswa, Ganjar justru mengklaim sudah lakukan upaya penyelesaian konflik agraria di Jateng.

Untuk kasus konflik Urutsewu, dia mengklaim sudah lakukan penyelesaian lewat pendataan satu per satu sertifikat warga. Kata dia, keputusan final ada di pemerintah pusat. Prosesnya kata dia sudah di Komisi I DPR RI. “Tinggal kita menentukan keputusan yang ada di pusat. Saya minta apakah ini untuk rakyat atau TNI,” ujar dia.

Sedangkan untuk kasus semen Rembang, Ganjar bantah dianggap membela pihak ahli dari pihak pabrik semen. Dalih Ganjar, hanya percaya ahli yang memiliki keahlian yang bisa dipertanggungjawabkan dengan akal. Jika penggugat menang secara hukum, pihaknya tetap menghargai keputusan pengadilan.

Artikel ini ditulis oleh: