“Kita jadi ngerasa dibohongi,” ucapnya.
Ayah dari 2 anak ini pun mengaku memiliki kehidupan yang lebih berat sejak anaknya masuk sekolah dasar pada tahun lalu. “Dulu anak belum sekolah belum berasa. Sekarang sudah masuk sekolah jadi semakin berat,” ucapnya.
Keperihatinan Petani Atas Janji Jokowi
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo memang menjadikan urusan pangan sebagai salah satu dari sekian banyak janji kampanyenya pada saat pemilihan yang lalu. Pada 2014 silam, ia menyatakan akan fokus untuk memenuhi ketahanan pangan dan energi di Indonesia jika terpilih sebagai Presiden 2014-2019.
Jokowi juga menegaskan akan menghentikan impor pangan, termasuk beras, jika terpilih sebagai Presiden 2014-2019.
Dalam sebuah kampanye di Cianjur, Jawa Barat, pada 2 Juli 2014, ia mengatakan jika Indonesia memiliki kekayaan alam berlimpah dengan tanah yang subur sehingga sudah seharusnya menjadi negara pengekspor bahan pangan.
“Kita harus berani stop impor pangan, stop impor beras, stop impor daging, stop impor kedelai, stop impor sayur, stop impor buah, stop impor ikan. Kita ini semuanya punya kok,” kata Jokowi saat itu.
Menurut mantan Walikota Solo itu, pemerintah harus menghentikan impor untuk memacu petani agar lebih bergairah dalam berproduksi.
“Bayangkan, kita jerih payah produksi, eh ada impor. Kejadian itu yang membuat kita malas berproduksi. Oleh sebab itu, petani harus dimuliakan,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang lain, sebagai perwujudan memuliakan petani, Jokowi menjanjikan akan membuka tiga juta hektar lahan pertanian. Hal ini juga disebutnya untuk mewujudkan swasembada pangan.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby