“Tapi kalau bisa malah bikin swasembada beras, kalau impor itu kan yang diuntungin importir saja, petaninya enggak,” kata dia
Kelangkaan Beras Akal-akalan Agar Impor
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Ahmad Nawardi sempat mempertanyakan rencana impor ini pada medio Januari lalu, atau selang beberapa waktu setelah pengumuman rencana impor oleh Menteri Perdagangan. Saat ditemui Aktual, ia menegaskan jika rencana impor beras sangat jelas merugikan petani.
Ia menilai masuknya beras impor hanya akan menjatuhkan harga beras, sehingga keuntungan yang didapat petani saat masa panen pun menjadi kurang optimal.
“Kalau impor dilakukan, maka harga akan jatuh. Siapa yg dirugikan? Petani lagi. Padahal tinggal menunggu beberapa hari (menjelang masa panen),” jelas Nawardi saat ditemui Aktual di komplek parlemen, Jakarta, 17 Januari 2018 lalu.
Tidak hanya dari aspek produksi, rencana impor beras pun disebutnya ditolak oleh konsumen beras di tanah air. Menurutnya, tidak ada kebanggaan sedikitpun jika masyarakat mengkonsumsi beras impor.
“Hampir semua konsumen tidak mendukung adanya impor beras karena konsumen terbesar kita adalah petani, 70% masyarakat Indonesia itu petani,” jelasnya.
“Kalau petani menjual harga beras dengan harga murah lalu membeli lagi dengan harga petani, hal ini jelas merugikan, kasihan mereka,” imbuh senator asal Jawa Timur ini.
Nawardi curiga bahwa kelangkaan beras hanya akal-akalan pemerintah untuk tetap melakukan impor. Sebab, pemerintah sendiri tidak melakukan tindakan antisipasi terhadap kenaikan harga beras di sejumlah daerah.
“Sampai Januari tiba-tiba ada kebijakan untuk impor beras. Nah ini saya kira ada permainan di sini, di mana tidak ada usaha untuk menghentikan kenaikan harga beras tapi diselesaikan dengan cara instan, (impor) ini cara instan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby