Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengaku sempat mengusulkan ke Partai Demokrat untuk membentuk poros ketiga dalam pilpres 2019 ini. Tujuannya, kata dia, agar pilpres menjadi dua putaran seperti pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017.
Sohibul menyampaikan hal itu saat bertemu dengan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan beberapa waktu lalu. Menurut dia, poros ketiga dapat mengakomodasi partai yang ingin berkoalisi untuk mengusung kadernya masing-masing.
“Maka saya usulkan tahap pertama kami lakukan dua poros, supaya muncul empat orang. Berarti empat partai terakomodasi,” ujar Sohibul kepada awak media di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS, Jakarta, Senin (9/07/2018).
Poros ketiga memang ingin dibentuk sebagai salah satu formula melawan calon presiden inkumben Jokowi . Menurut dia, jika Demokrat masuk ke koalisi PKS, nantinya hanya akan ada dua pasangan calon dalam pilpres.
Sohibul ingin menerapkan startegi pilpres dua putaran seperti yang terjadi pada pilkada DKI 2017. Saat itu, Demokrat bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpasangan dengan Sylviana Murni.
Pasangan calon tersebut meraih suara terendah sehingga menjadikan pilkada DKI dua putaran. Setelah itu, PAN memberikan dukungannya ke pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. “Kalau kami dari awal itu melawan Pak Jokowi itu satu formula, itu kan berarti yang tampil cuma dua orang, ya kan. Tentu ada pihak-pihak yang kemudian aspirasinya tak tertampung,” ucapnya.
Sohibul mencontohkan poros ketiga dapat dibentuk dengan koalisi seperti Demokrat, PAN dan PKB yang pada akhirnya bergabung ke pemerintah. Dengan adanya poros ini, kata dia, pilpres akan menjadi dua putaran. “Nah diputaran kedua baru kami saling dukung,” tuturnya.
Nilai Tawar di AHY