Pengamat AEPI, Asosiasi Pengamat Ekonomi Indonesia Salamudin Daeng, Wakil Ketua LKKNU, Luluk Nurhamida, Direktur Alvara, Hasanuddin Ali, Dosen FE UI, Berly Martawardaya menjadi narasumber pada acara diskusi di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (23/2/2016). Diskusi tersebut membahas tema "Tak Pa Pa Tolak TPP".

Jakarta, Aktual.com – Oligarki Taipan Indonesia digambarkan sebagai mahluk paling kaya penghuni bumi Indonesia. Mereka menguasai tanah, menguasai kekayaan alam, menguasai keuangan, menguasai perdagangan. Lebih jauh lagi posisi oligarki Taipan adalah sebagai penyangga sistem Reformasi.

Mereka mengatur dan menentukan siapa menjabat apa dalam seluruh jabatan terpenting di Republik Indonesia. Mereka menguasai media, mengatur semua isue, opini dan pikiran publik. Semua menggunakan uang!

Lalu Darimana uang mereka sehingga mereka begitu kaya? Tidak lain adalah karena kepiawaian mereka menjarah keuangan negara terutama jika negara dalam keadaan kacau dan pemimpinnya lemah. Selanjutnya mereka akan menempatkan boneka senagai pemimpin untuk menyempurnakan penjarahan uang negara tersebut.

Penjarahan paling besar oligarki taipan terhadap bangsa Indonesia adalah melalui skandal keuangan yang terjadi pada puncak krisis ekonomi Indonesia 1997/1998 adalah penjarahan keuangan negara yang paling besar yang pernah terjadi dalam sejarah moderen.

Nilai penjarahan keuangan negara dalam puncak krisis setara dengan 75% GDP negara Indonesia. Tidak tanggung tanggung nilai penjarahan uang yang dilakukan oligarki taipan mencapai dua puluh kali (20 kali) Nilai APBN Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh: