Jakarta, Aktual.com – Sebanyak 71 orang tewas dalam sepekan kekerasan di wilayah Benue, Nigeria, sebagian besar melibatkan bentrokan penggembala ternak Muslim dengan petani Kristen, kata juru bicara pemerintah, Senin (8/1).

Pembunuhan tersebut mengancam upaya Presiden Muhammadu Buhari mewujudkan keamanan dan ketenangan di Nigeria, yang menjadi kampanye kunci saat mencalonkan diri dalam pemilihan umum pada 2015.

Penggembala Muslim, terutama suku Fulani, dan petani Kristen sering terlibat bentrok terkait penggunaan lahan di daerah terpencil di wilayah Sabu Tengah.

Terve Akase, sekretaris pers gubernur negara bagian Benue, menyatakan 71 orang tewas sejak 31 Desember hingga 6 Januari atas pembunuhan oleh Fulani. Reuters tidak dapat memastikan angka tersebut.

“Serangan terjadi di desa-desa yang sangat terpencil,” ujar Akase. “Sekarang, dengan petugas keamanan di lapangan, penduduk desa berkeliling untuk mendapatkan lebih banyak mayat,” lanjutnya.

Inspektur polisi Ibrahim Idris mengatakan kepada wartawan minggu lalu bahwa negara tersebut aman, meskipun lebih banyak polisi akan dikirim ke negara bagian Benue untuk menangani kekerasan tersebut.

“Yang seharusnya kita doakan adalah agar warga Nigeria belajar hidup berdamai satu sama lain,” kata Idris.

Pasukan Nigeria telah dikerahkan di lebih dari 30 dari 36 negara bagian untuk mengatasi ketidakamanan negara – hal yang telah menyoroti kinerja polisi.

Pada November, setidak-tidaknya 30 orang dari masyarakat penggembala, termasuk anak kecil, tewas terbunuh dalam bentrokan di negara bagian timur laut, Adamawa.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka