Jakarta, Aktual.com – Kelompok menduduki pos polisi di Yerevan, ibukota Armenia, serta menyandera sejumlah orang pada Minggu pagi, kata sumber keamanan negara tersebut.

Perundingan dilakukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara damai, kata dinas keamanan, dan menuduh pendukung penyandera menyebarkan gosip di Internet bahwa terjadi perlawanan senjata terhadap pemerintah.

Kantor berita Armenia melaporkan bahwa kelompok bersenjata itu meminta pembebasan Jirair Sefilian, pemimpin pemberontak dan mantan komandan militer, yang ditahan sejak Juni.

Sefilian mengecam keras Presiden Serzh Sargysan dam tidak puas terhadap cara pemerintah menangani konflik berkepanjangan dengan kelompok sempalan pro-Armenia serta pemisahan wilayah Azeri di Nagorno-Karabakh.

Kantor berita itu mengatakan bahwa orang-orang bersenjata tersebut meminta Presiden sargysan untuk mundur, sementara para penyandera dan tawanan sama-sama ada yang terluka.

Reuters belum bisa menjangkau sumber-sumber untuk membenarkan laporan tersebut termasuk tuntutannya.

Dinas keamanan mengatakan bahwa pihak penegak hukum bekerja secara normal untuk memberi keamanan kepad masyarakat.

Tayangan televisi dari tempat kejadian memperlihatkan kehadiran polisi dalam jumlah besar disertai kendaraan lapis baja yang menghadang jalan raya menuju pos polisi.

Para pendukung pihak penyandera menyebarkan informasi “menyesatkan” mengenai perampasan sejumlah bangunan lain sebagai bagian dari perlawanan bersenjata.

“Dinas Keamanan Nasional akhirnya mengumumkan bahwa informasi yang disebarkan oleh pendukung penyandera tidak benar,” demikian ditegaskannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nebby