Bamoko, Aktual.com – Kelompok garis keras menyerang hotel mewah penuh tamu asing di ibu kota Mali, Bamako, pada Jumat pagi dan menyandera 170 orang, kata sejumlah pihak setempat.
Serangan itu terjadi di hotel Radisson Blu di dekat sejumlah kantor kementerian dan kedutaan.
Jatidiri kelompok bersenjata penyerang hotel Radisson Blu itu belum diketahui.
Namun, sejumlah daerah di bagian utara Mali pada 2012 dikuasai sejumlah kelompok bersenjata, yang beberapa di antaranya bagian dari jaringan Al Qaeda. Meski mereka dikalahkan gabungan pasukan, kekerasan sesekali berlanjut hingga sekarang.
Sumber keamanan menerangkan bahwa pelaku serangan itu berjumlah sekitar 10 orang.
Keterangan itu berbeda dengan pernyataan perusahaan pemilik hotel, Redizor Group, yang mengaku hanya melihat dua orang penyerang.
“Menurut informasi kami, dua orang kini telah menahan 140 orang tamu dan 30 karyawan,” kata perusahaan tersebut dalam pernyataan tertulis yang dikutip oleh BBC, Jumat.
Seorang anggota keamanan senior hotel juga menambahkan bahwa dua orang dari pihaknya terluka saat serangan itu dimulai pada pukul 07.00 waktu setempat.
Kantor berita Xinhua menuliskan, sejumlah wisawatan Tiongkok terjebak di dalam hotel tersebut.
Di sisi lain, sejumlah saksi mengaku melihat pihak kepolisian tengah mengepung hotel dan memblokade jalan-jalan di sekitar.
Serangan tersebut juga diketahui oleh Kedutaan Amerika Serikat setempat yang dalam akun Twitternya menuliskan bahwa mereka “menyadari adanya operasi serangan di Hotel Radisson” dan menginstruksikan para warga untuk tetap di dalam rumah.
Pada Maret, sekelompok teroris mengaku bertanggung-jawab atas kematian lima orang akibat serangan di restoran Bamako yang sangat terkenal di antara wisatawan asing.
Artikel ini ditulis oleh: