Jakarta, Aktual.com — Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Tim Transisi menandingi kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) bentukan PT Gelora Trisula Semesta dengan menggelar kompetisi tersendiri dan rencananya digulirkan Agustus.

“Untuk pesertanya klub semua Divisi. Nantinya akan dibagi dua grup. Jadi belum ada kasta-kasta pada kompetisi pertama ini. Namun, peserta harus lolos verifikasi,” demikian kata anggota Tim Transisi, Cheppy T Wartono, di sela-sela pertemuan klub di Wisma Kemenpora, Jakarta, Jumat (11/03).

Menurut ia, pihaknya akan memberlakukan aturan yang ketat bagi peserta kompetisi yang hingga saat ini belum ditetapkan namanya tersebut. Selain harus memenuhi lima aspek aturan dari AFC/FIFA juga harus memenuhi lima persyaratan yang ditetapkan oleh Tim Transisi.

Aspek persyaratan Tim Transisi yang harus dipenuhi di antaranya adalah semua klub yang mengasuransikan semua pemainnya. Selain itu, harus membayar pajak serta harus setiap klub tidak boleh berpindah-pindah markas. Minimal, klub harus mengontrak stadion minimal tiga tahun.

“Klub harus bisa bertanding dimana klub itu berasal. Kami ingin masyarakat juga menikmati pertandingan ini. Tidak seperti dulu. Misalnya, namanya Persitara tetapi mainnya di Bekasi,” tutur ia menambahkan.

Demi mempercepatkan pelaksanaan, Tim Transisi mulai membuka perdaftaran mulai dari ini hingga April. Perdaftaran tidak hanya untuk klub, namun juga untuk operator kompetisi. Semua pendaftar selanjutnya akan diverifikasi dan diperkirakan pada Juni tuntas.

Setelah verifikasi diumumkan pada Juni, maka kompetisi akan digulirkan pada Agustus hingga Mei 2016. Waktu pelaksanaan dinilai sudah tepat karena pihak Tim Transisi sudah memperhitungkan, termasuk berapa jumlah klub yang akan turun di kompetisi perdana ini.

“Nantinya klub-klub yang berada diposisi atas klasemen akan naik ke kasta tertinggi. Nantinya klub peserta kasta tertinggi akan mendapatkan bapak angkat dari BUMN maupun perusahaan swasta yang tertarik mengelola klub. Saat ini sudah banyak yang berminat,” kata pria yang juga seorang politisi itu.

Cheppy mengaku selama ini banyak BUMN maupun perusahaan swasta yang ingin mendukung persepakbolaan nasional. Hanya saja, masih terkendala masalah transparansi. Dengan adanya “blue print” atau cetak biru persepakbolaan yang dimiliki saat ini, pihaknya optimistis ada sinergi antara perusahaan dengan klub.

Sosialisi pelaksana kompetisi oleh Tim Transisi ini diikuti sekitar 40 klub yang ada di Indonesia dari beberapa kasta. Mayoritas, klub yang hadir berasal dari Divisi Utama. Sedangkan dari ISL hanya satu klub yaitu Semen Padang.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara