Jakarta, Aktual.com — Sebanyak 70 jemaah travel Salsabillah asal Gowa terlantar di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, di mana seharusnya sudah diberangkatkan ke Jeddah sejak Rabu (03/02) lalu. Direktur Pembinaan Haji Kementerian Agama, Muhajirin Yanis menegaskan  akan segera memanggil travel Salsabillah untuk dimintai keterangannya oleh Tim Khusus Penegakan Hukum (Timsusgakum) Umrah.

“Timsusgakum Umrah akan segera memanggil travel Salsabillah. Jika ada indikasi perbuatan melawan hukum maka kami akan cabut izinnya, dan persoalan hukumnya akan kami serahkan pada Bareskrim untuk dilakukan pengusutan,” kata Yanis melalui rilis kepada jurnalis media, di Jakarta, baru-baru ini.

Hal senada juga disampaikan Kasubdit Pembinaan Umrah, M Arfi Hatim. Menurut ia,  banyak penyelenggara Umrah yang kurang sadar akan hukum dan hanya mengejar keuntungan semata  dalam melakukan bisnis jasa tersebut. Arfi berharap peran Assosiasi  lebih optimal dalam mengawasi dan menertibkan anggotanya agar lebih selektif dalam mengeluarkan visa.

“Travel-travel ‘nakal’ dan abal-abal ini perlu ‘di sekolahkan’ ke Bareskrim agar kapok dan menjadi pelajaran bagi travel lain,” tegas Arfi

Tak hanya itu, Arfi juga menghimbau kepada masyarakat untuk melapor kepada penegak hukum setempat jika melihat hal-hal yang dinilai janggal apalagi berpotensi terhadap perbuatan melawan hukum.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel), Iskandar Fellang beserta jajarannya mendatangi kantor Gesia Tours yang bermarkas, di Jalan Mangka Daeng Bombong, Ruko Bukit Manggarupi, Gowa, Jumat (05/02) lalu. Kedatangan mereka bermaksud untuk memastikan dan mengecek secara langsung nasib 70 jemaah asal Gowa yang terlantar di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.

Saat ditemui tim bidang Haji Kemenag Sulsel, pihak travel membantah dan berdalih jika jemaah yang diberangkatkan di sana terlantar.

“Apalagi di media mereka makan nasi basi. Bisanya itu, saya sudah hubungi orang di sana, dan bukan basi. Jemaah itu yang lama makan nasinya, jadi basi,” kata Asisten Manager Gesia Tours, Hasmawati.

Hasmawati juga berdalih jika kendala yang timbul yaitu, tiket Maskapai penerbangan bermasalah.

“Itu orang di sana yang uruskan katanya tidak tahu kemana. Jadi tiketnya bermasalah,” katanya lagi.

Iskandar Fellang mengungkapkan bahwa sejak awal regulasi yang dilakukan travel Gesia sudah menyalahi aturan.

“Regulasi mengatur, untuk pemberangkatan Umrah atau pun haji itu tidak boleh transit lebih dari sekali. Itu sudah diatur. Bisa transit tapi harus dengan Maskapai penerbangan yang sama. Tidak boleh menggunakan dua Maskapai berbeda,” ujar ia yang mendatangi kantor travel tersebut.

Iskandar yang datang didampingi Kepala Seksi Haji dan Umrah, Aminuddin dan Kepala Kankemenag Gowa, Anwar Abubakar Paka, juga menemukan jika izin yang digunakan oleh Travel Gesia itu adalah bukan izin sebenarnya dari Kemenag.

“Dia ini menggunakan izin dari travel Salsabillah yang berada di Jawa sana. Karena setelah kita cek nomor izinnya, nomornya sama. Ternyata mereka kerjasama,” katanya lagi.

Artikel ini ditulis oleh: