Jakarta, Aktual.com – Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengonfirmasi musibah tenggelamnya KMP. Yunicee milik PT. Surya Timur Line di Selatan Perairan Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa (29/6) pukul 19.12 WITA yang diperkirakan terjadi pada titik koordinat 8° 10’26,56”S – 114°25’4218”T mengakibatkan sebanyak tujuh orang meninggal dunia.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi dalam konferensi pers yang digelar di Bali menyampaikan bahwa KMP. Yunicee berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 18.29 WITA.
“Hari Selasa kemarin pukul 19.12 WITA, kapal KMP. Yunicee dilaporkan terbawa arus ke arah Selatan Pelabuhan Gilimanuk, kemudian posisi kapal miring dan langsung tenggelam. Kami sangat berduka atas musibah yang terjadi. Dengan adanya kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi. Kami harapkan dapat terus melakukan mitigasi perbaikan baik secara institusional, secara sistem, dan perbaikan pada beberapa regulasi,” ujar Budi Setiyadi dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6).
Budi menjelaskan, kapal penumpang yang berukuran panjang 56,5 meter dan lebar 8,6 meter tersebut mengangkut muatan yakni sepeda motor 3 unit, kendaraan pribadi 2 unit, truk sedang 18 unit, pick up 17 unit, dengan jumlah penumpang 41 orang dan Anak Buah Kapal (ABK) 16 orang.
Dari data yang diperoleh, selain korban meninggal dunia sebanyak 7 orang, telah ditemukan korban selamat dengan jumlah total sebanyak 39 orang. Pernyataan ini sekaligus meralat informasi pada hari sebelumnya bahwa dilaporkan sebanyak 44 orang selamat.
“Dari hasil evakuasi sampai dengan sore hari ini dilaporkan bahwa sebanyak 36 orang selamat dibawa ke Ketapang dan 3 korban selamat dibawa ke Gilimanuk. Berdasarkan data posko di Gilimanuk masih terdapat 11 orang dalam pencarian,” urai Dirjen Budi.
Sementara itu, Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Polisi, I Ketut Gede Adi Wibawa juga menambahkan, “Menurut informasi yang kami terima, sebelum KMP. Yunicee tenggelam, kapal terhempas oleh ombak di lambung sebelah kanan dan miring 5 derajat, kemudian kapal stabil kembali dan miring lagi sekitar 10 derajat. Sampai saat ini kami terus berkoordinasi dengan Polda terkait pencarian orang,” kata Ketut.
Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada menuturkan bahwa pihaknya bersama dengan seluruh tim gabungan akan melakukan pencarian korban selama 7 hari sejak terjadinya kecelakaan. Tim gabungan yang dimaksud berjumlah 150 personil, terdiri dari Polda Bali, Polres Jembrana, Polairud Polres Jembrana, Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Basarnas Kabupaten Jembrana, SAR Brimobda Bali, Bataliyon C Pelopor Gilimanuk, TNI AL Gilimanuk, dan Tim Kesehatan / Puskesmas.
“Kami akan terus melakukan pencarian sampai dengan hari ke 7 sejak terjadinya kecelakaan. Jika belum semua korban ditemukan di hari ke 7 namun terdapat tanda-tanda keberadaan korban, kami akan melakukan evaluasi dan akan dilakukan perpanjangan waktu pencarian. Dalam proses pencarian ini kami dibantu oleh KRI Rigel, KRI Soputan, kapal Basarnas, serta speed boat dan travel boat,” pungkas Gede.
Direktur Operasional PT Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana turut mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa KMP. Yunicee.
“Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sejak tadi malam seluruh petugas dari Jasa Raharja sudah ada di Pelabuhan Ketapang dan bergabung dengan seluruh instansi terkait untuk pendataan korban. Santunan yang kami berikan kepada korban meninggal dunia adalah Rp 50 juta per orang. Santunan sudah diberikan kepada 2 korban yang berada di wilayah Bali, 3 korban yang berada di wilayah Jawa Timur, dan 2 korban masih dalam proses pencarian ahli warisnya,” jelas Dewi.
Turut hadir dalam konferensi pers Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Cucu Mulyana, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XI Provinsi Jawa Timur, Tonny Agus Setiono, dan Direktur Kepolisian Perairan, Brigjen. Pol. Mohammad Yassin Kosasih.
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin