Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjadi pembicara dalam Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar di Jakarta, Selasa (27/9/2016). Di acara yang dihadiri ratusan kader Partai Golkar yang menjabat sebagai anggota DPR, DPRD dan Kepala Daerah itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memaparkan mengenai tantangan Perindustrian Indonesia kedepan. Aktual/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Kepala Biro hubungan masyarakat Kementerian Perindustrian, Setia Utama menyampaikan klarifikasi terkait missinterpretasi salah satu media yang kemudian ditanggapi oleh Wahana Lingkungan Hindup Indonesia (WALHI). Pernyataan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto ‘Kerja di pabrik lebih sejahtera dibanding di sawah’ dinilai WALHI telah merendahkan profesi kaum tani.

“Pernyataan Pak Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sambutannya tidak benar dimaksudkan untuk merendahkan profesi petani, melainkan untuk memberi motivasi kepada pelaku IKM agar terus berkarya dan berinovasi menghasilkan produk-produk bernilai tambah tinggi, yang nantinya dapat dimanfaatkan Oleh sektor lainnya, termasuk pertanian,” kata Setia Utama dalam keterangan yang diterima Aktual.com, di Jakarta, Selasa (7/10).

Menurutnya, kabupaten Klaten memiliki cukup banyak lahan pertanian justru membutuhkan dukungan dari sektor industri berupa alat mesin pertanian (alsintan) agar kegiatan pertanian lebih efektif dan efisien terutama melalui intensifikasi pertanian. Sehingga dengan luas lahan yang tidak bertambah, kegiatan pertanian dapat dilakukan lebih intensif dengan hasil yang lebih besar dan tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.

Kemudian, lanjutnya, Koperasi Batur Jaya diharapkan dapat memproduksi berbagai komponen industri berbasis logam seperti kendaraan bermotor termasuk juga produk alsintan yang dipakai oleh para petani di sekitar wilayah Kabupaten Klaten.

“Kementerian Perindustrian secara nyata telah mendukung dan mendorong sektor pertanian dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, antara lain melalui pengembangan industri alsintan, industri pupuk, program mobil pedesaan, dan lain-lain. Untuk itu, semua sektor industri tetap didorong secara proporsional agar terjadi peningkatan nilai tambah dan perekonomian nasional tanpa mengurangi sumbangsih dari sektor selain industri,” jelasnya.

Jumlah pengangguran di Klaten saat ini mencapai 14 persen lebih tinggi dari kabupaten Boyolali yang mendekati nol persen.

“Hal ini karena Boyolali membuka untuk pengembangan industri, sedangkan Klaten tata ruangnya tidak ada untuk kawasan industri. Tetapi membuka untuk pertambangan pasir dan galian batu,” pungkasnya.

 

(Reporter: Dadangsah)

 

Catatan: Berita ini menanggapi missinterpretasi pemberitaan di salah satu media yang dikutip Walhi dalamWALHI: Pernyataan Menteri Airlangga Merendahkan Profesi Petani’ . Terimakasih

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka