Jakarta, Aktual.com — Badan Keagamaan Turki telah memperingatkan bahaya penyebaran agama “Jediisme”, yang dipelopori oleh tokoh prajurit ‘Jedi’ dalam seri ‘Star Wars’, dengan mengatakan bahwa ribuan orang Barat yang merangkul agama “perintah perang”.
“‘Jediisme’ menyebar saat ini dalam masyarakat Kristen. Sekitar 70.000 orang di Australia dan 390.000 orang di Inggris saat ini mendefinisikan diri mereka sebagai ‘Jedis’, ” papar Asisten Universitas Marmara, Profesor Bilal Yorulmaz dari Direktorat Urusan Agama (Diyanet) dalam majalah bulanan, Hurriyet Daily News.
Yorulmaz menjelaskan tentang gerakan nonteistik dari ‘Jeddism’ yang secara khusus didasarkan pada penggambaran Jedi di ‘Star Wars’.
Diperkirakan sebanyak 180.000 pengikut agama ‘Jedi’ mengaku muncul dalam ‘Star Wars’. Hal ini diperkuat dengan adanya doktrin resmi kitab suci, yang menuliskan perihal catatan Gereja Jedi di situsnya bahwa “mengakui semua makhluk hidup saling berbagi kekuatan hidup dan bahwa semua orang memiliki pengetahuan bawaan tentang apa yang benar dan salah, dan Gereja Jedi merayakan ini tidak seperti yang agama lain lakukan.”
Menekankan, bahwa itu tidak kompatibel dengan Islam, Yorulmaz memperingatkan bahwa “Jediisme” tumbuh di antara masyarakat Kristen.
Peringatan dari Professor itu datang empat bulan kemudian setelah ribuan Mahasiswa Turki meluncurkan kampanye online yang disebut untuk membangun Jedi dan Candi Buddha di kampus-kampus.
Pada saat itu, siswa mengutip keputusan pemerintah yang akan membangun Masjid di 80 kampus, termasuk “landmark Masjid” di Istanbul Technical University.
Namun demikian, peringatan Yorulmaz tersebut dianggap main-main oleh para Cendekiawan Muslim lainnya yang percaya bahwa ‘Star Wars’ diyakini tidak mempromosikan kekerasan.
“Ini adalah wajar untuk menonton film (Star Wars) selama mereka tidak mendorong tindakan kekerasan,” kata Teolog Abdulaziz Bayindir, mengatakan kepada harian Haberturk.
Beberapa bulan yang lalu, sebuah studi menemukan, bahwa jumlah umat Islam diperkirakan akan melampaui populasi Kristen sekitar satu persen setelah tahun 2070 mendatang.
Berdasarkan penelitian, pemeluk agama Islam dan Kristen hampir sama di abad pertengahan, dengan peningkatan 30 persen khusus bagi umat Muslim.
Islam dan Kristen, kelompok agama terbesar di dunia, akan menghasilkan lebih dari 69 persen dari populasi pemeluk global pada tahun 2100, naik dari 61 persen pada tahun 2050 dan 55 persen pada tahun 2010, demikian penelitian melaporkan.
Artikel ini ditulis oleh: