Maulana Syarif Sidi Syaikh Dr. Yusri Rusydi Sayid Jabr Al Hasani saat menggelar Ta’lim, Dzikir dan Ihya Nisfu Sya’ban (menghidupkan Nisfu Say’ban) di Ma’had ar Raudhatu Ihsan wa Zawiyah Qadiriyah Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation Jl. Tebet Barat VIII No. 50 Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Allah Swt menciptakan Manusia melebihi kemuliaan dengan makhluk lain. Sehingga dari itu, Allah Swt menjadikan manusia sebagai Khalifahnya di muka Bumi ini.

Maulana Syekh Yusri Rusydi menjelaskan bahwa Allah Ta’ala telah memuliakan bangsa manusia diantara para ciptan-Nya yang lain. Hal ini sebagaimana tersebut dalam firman Allah :

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak Adam, dan kami bawa mereka di daratan dan di lautan, dan telah Kami rizkikan kepada mereka rizki-rizki yang baik, serta kami unggulkan mereka diatas makhluk banyak lainnya yang telah Kami ciptakan dengan sebenar-benar keutamaan,” (QR. Al Isra: 70).

Seykh Yusri menjelaskan, bahwa kemuliaan ini adalah mencakup seluruh umat manusia, baik yang beriman maupun yang kafir, dimana mereka semua telah diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna diantara makhlukNya yang lain, sebagaimana firman Allah:

لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik,” (QS. At Tin:4).

Yaitu memiliki rupa yang baik, tidak hanya berupa tulang, akan tetapi juga tulang yang terbungkus dengan daging juga kulit. Memakan dengan menggunakan kedua tangannya, dimana makhluk yang lain makan langsung dengan mulutnya, sehingga sering kali memakan makanan yang tidak bersih seperti makanan manusia.

Allah juga telah menciptakan akal dan iradah (kehendak) bagi manusia, yang mana tidak dimiliki oleh makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan, yang hanya sebatas diberi indera saja.

“Jikalau kemulian ini adalah merupakan sebuah kenikmatan, maka sesungguhnya suatu hari nanti Allah Ta’ala akan mempertanyakannya kepada kita untuk dimintai pertanggungjawabannya,” tegas Syekh Yusri. Allah Ta’ala telah berfirman:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

“Selanjutnya, sesungguhnya kalian akan benar-benar ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang telah Allah karuniakan kepadamu,” QS. At Takatsur:8).

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain