Jakarta, aktual.com – Reshuffle terbatas yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9), tak menyasar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kepala Negara hanya mengganti Menko Polkam Budi Gunawan yang jabatannya sementara ini dirangkap Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai Kapolri Sigit merupakan salah satu figur yang disasar demonstran. Aksi massa selama 27-28 Agustus yang lalu menyuarakan reshuffle Kapolri. “Bahkan isu utama aksi di tanggal itu adalah Kapolri mundur atau diganti,” kata Ray, di Jakarta, Selasa (9/9).
“Kapolri sendiri menyadari desakan yang massif itu. Itulah sebabnya, Kapolri menyerahkan tuntutan pergantianya kepada presiden,” sambung Ray.
Prabowo diketahui hanya mengganti satu menko dan empat menteri. Selain itu melantik menteri pada kementerian baru yakni, haji dan umrah. Dari total enam menteri yang dilantik hanya empat orang telah disumpah jabatan. Kapolri Sigit turut hadir menyaksikan seremoni itu.
Menurut Ray, bertahannya Sigit sebagai Kapolri cukup menarik. “Yang menarik dari reshuffle ini adalah posisi Kapolri yang tidak diganti,” selorohnya.
Dia juga tak bisa menganalisa mengapa kursi Kapolri masih aman. “Bahwa kenyataannya hingga hari ini, presiden belum jua menggantinya, ini merupakan pertanyaan yang sulit dijawab,” ungkap Ray.
Dejikowinisasi
Dikatakan, reshuffle terbatas Prabowo mengesankan pemerintah sedang melakukan Dejokowinisasi dan menuju Gerindranisasi. Maksudnya, Prabowo secara perlahan mulai menyingkirkan anasir-anasir Jokowi.
“4 dari 5 menteri yang diganti oleh presiden Prabowo adalah mantan menteri di zaman era Pak Jokowi. Yakni Sri Mulyani, Budi Arie, Budi Gunawan dan Dito Ariotedjo. Mereka adalah 4 dari 12 anggota kabinet pak Prabowo yang pernah menjadi anggota kabinet Pak Jokowi,” tuturnya.
Dengan tersingkirnya empat nama tersebut maka orang Jokowi dalam kabinet Prabowo tersisa 8 orang. “Anggota kabinet Pak Prabowo yang merupakan mantan anggota kabinet Pak Jokowi hanya 8 orang lagi. Alias 25% mantan anggota kabinet Pak Jokowi diganti oleh pak Prabowo. Dejokowinisasi, nampaknya, sedang berlangsung. Sebagai gantinya, beralih ke Gerindranisasi,” kata Ray.
Artikel ini ditulis oleh:
Erwin C Sihombing
Rizky Zulkarnain

















