Juga sentimen dari komentar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, yang mengklaim utang Indonesia masih tergolong kecil dibandingkan negara-negara anggota G20, yang masih di bawah 30 persen atau tepatnya 27,9 persen dari PDB Indonesia.

Serta, rilis terkait nilai tukar rupiah pada Juni 2017 yang terapresiasi sebesar 0,21 persen terhadap US$ di posisi Rp13.278,69 per USD. Termasuk adanya sentimen angka kemiskinan di Indonesia per Maret 2017 turun tipis 0,06 persen ke titik 10,64 persen.

“Ternyata sentimen dari dalam negeri itu yang kami nilai positif, tampaknya tidak banyak ditanggapi oleh rupiah. Bahkan penguatan pagi ini lebih banyak karena terbatasnya laju USD,” jelas Reza.

Terbatasnya laju kenaikan USD itu, kata dia, seiring terimbanginya kenaikan USD dengan laju yuan (CNY) setelah rilis data-data China memberikan optimisme ke depannya. Serta diperkiraan pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed tidak akan terlalu kuat.

“Makanya, kami harapkan rupiah yang masih di teritori negatif ini, pelemahan lebih terbatas untuk mencegah rupiah masuk dalam tren pelemahan lebih dalam,” terang dia.

Untuk itu, dengan kondisi demikian, pada perdagangan hari ini, Reza memperkirakan level support rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.342.

“Sedang level resisten, kami proyeksi akan berada di kisaran Rp13.300,” tutup dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid