“Namun sayangnya, laju Rupiah hanya bergerak mendatar. Pelaku pasar terlihat hanya merespon positif melemahnya laju USD tersebut sesaat. Tapi kemudian merespon negatif karena adanya rilis perlambatan utang luar negeri, baik dari pemerintah maupun publik,” jelasnya di Jakarta, Senin (19/6).
Apalagi kemudian, kata dia, sentimen negatif lainnya datang dari Bank Indonesia (BI). Karena BI sendiri menyampaikan penurunan sedikit proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2017 menjadi 5,17 persen (yoy) dari sebelumnya 5,2 persen (yoy).
“Sehingga, pergerakan rupiah yang cenderung mendatar itu memperlihatkan terbatasnya laju rupiah dalam merespon sentimen yang ada, meski laju USD sedang dalam pelemahannya seiring perlambatan pada beberapa data ekonomi AS,” keluh dia.
Dirinya memperkirakan, laju rupiah bisa saja dapat keluar dari zona sideways-nya dan dapat memanfaatkan pelemahan USD untuk berbalik menguat. “Jadi, sangat dimungkinkan terjadinya pergerakan yang variatif,” katanya.
Reza sendiri memproyeksikan laju rupiah cukup optimis. Dia memperkirakan, level support akan berada pada kisaran Rp13.307, padahal pagi ini sudah terlampauai. “Sedang untuk tingkat resisten rupiah akan bergerak di rentang Rp13.288,” kata dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka