“Mengganggu ketentraman Hak Azasi tentang agama adalah sama saja mengganggu nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai ketuhanan, sehingga dapat dipastikan akan memicu gelombang perlawanan. Tidak akan ada satupun manusia yang akan diam dan merasa tenang-tenang saja jika iman nya diusik, agamanya di nista, meski ekspresi setiap orang tentu berbeda dalam memberikan respon,” ujar dia.
Selain itu, masih kata dia, kesalahan fatal yang dilakukan oleh penguasa dan kelompoknya adalah membentuk stigma, label dan opini bahwa kasus Ahok adalah masalah kebinekaan yang diganggu. Ini fatal dan buruk, dampaknya rasa keadilan semakin terusik dan tertekan.
“Sehingga yang tidak sepaham dengan Ahok dan penguasa dituduh intoleran, dicap radikal, dilabeli perusak kebinekaan, anti keberagaman dan tidak cinta NKRI. Sungguh, semua stigma negatif itu adalah kecerobohan besar penguasa dalam mengelola negara. Pemerintah telah dengan sadar demi membela kelompoknya yaitu Ahok, memilih berhadap-hadapan dengan rakyatnya dan bahkan boleh kita sebut memusuhi rakyatnya,” paparnya.
“Padahal mestinya cukup menyelesaikan masalah itu dari awal sebelum besar dengan dialog, minta maaf atau diselesaikan secara hukum tanpa melalui sebuah proses pengerahan massa,” pungkasnya.
(Novrizal)
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Eka