Saat mendatangi SDN Lowokwaru 3 tersebut, Sutiaji sempat bertemu guru dan wali kelas siswa yang disetrum tersebut. Ia juga mengumpulkan keterangan terkait kebenaran peristiwa itu. Alat untuk menyetrum itu buatan Kepala SD sendiri dan pernah diujicobakan pada guru.
Hanya saja, lanjutnya setrum yang dilakukan Kepala SDN Lowokwaru 3 itu keliru. “Dari sisi apapun tindakan kepala sekolah ini keliru. Untuk itu atas nama pemerintah kami minta maaf,” kata Sutiaji saat bertemu dan berdialog dengan orang tua, guru, komite sekolah tersebut.
Pada kesempatan itu Sutiaji juga meminta agar dinas pendidikan sesegera mungkin melakukan pengisian jabatan Kepala SD Lowokwaru 3.
“Kami masih nunggu dulu, semua butuh proses untuk penggantinya. Yang bersangkutan sekararang masih sakit, karena mungkin beban juga,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah.
Sementara itu, para siswa yang mendapat terapi setrum dari kepala sekolah tersebut akan diberi pendampingan khusus yang dibantu Pemerintah Kota Malang.
“Kami tak ingin anak-anak itu mengalami trauma psikis akibat setrum. Oleh karena itu, akan ada pendampingan terus hingga beban psikisnya pulih,” terangnya.
Sutiaji juga berpesan pada wali kelas agar terus memberi motivasi pada siswanya agar terus bersemangat dan lulus ujian nasional dengan nilai memuaskan.
“Pendampingan ini dilakukan agar mereka tidak takut, apalagi akan ujian. Mudah-mudahan psikis mereka segera pulih dan bisa mengikuti ujian nasional dengan hasil memuaskan,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: