Nabi SAW juga sebagai saksi atas para Nabi dan RAsul sebelumnya, bahwa mereka telah menyampaikan agama Allah kepada para kaumnya. Allah Ta’ala telah berfiman:

“فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيدًا”

Artinya: “Bagaiamanakah jikalau kita datangkan saksi dari setiap umat dan kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka semua “(QS. An Nisa: 41).

Syekh Yursri hafidzahullah Ta’ala mengatakan, barang siapa yang ingin memuji dan mengenal baginda Nabi SAW maka bacalah Al Qur’an. Beliau berpendapat bahwa orang yang paling tepat dan yang paling utama dalam memuji baginda Nabi SAW adalah Sayyidah Aisyah RA. Ia berkata:

“كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ”

Artinya: “Akhlak Nabi adalah AlQur’an”(HR. Ahmad).

Jikalau kita katakana Al Qur’an itu adalah mu’jizat, maka kita katakana pula akhlak Nabi juga mukjizat. Jikalau kita katakan mukjizat Al qur’an itu tidak ada akhirnya, maka kita katakan pula bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang tidak pernah ada akhirnya pula ketika kita mempelajari dan mengetahui hakikatnya.

Zaman telah hilang, akan tetapi hakikat serta keutamaan Nabi tidak akan pernah berakhir. Tidaklah diketahui hakekat dan keutamaannya kecuali oleh Dzat yang telah menciptakan dan menjadikan kekasihNya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid