“Lampu taman maupun lampu trotoar yang tidak mengarah ke atas atau tidak memiliki tudung menjadi salah satu penyebab polusi cahaya,” kata Ronny.
Tidak hanya itu, Ronny menambahkan, baliho dengan penerangan yang mengarah ke atas, juga dapat memperburuk polusi cahaya di Jakarta.
Selain itu, sumber cahaya artifisial yang berkontribusi dalam polusi cahaya adalah glare atau cahaya silau yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada penglihatan, serta sky glow atau atau cahaya yang dipancarkan secara langsung ke atmosfer yang membentuk seperti kubah menutupi langit di malam hari.
Sky glow ini yang menyebabkan penduduk di perkotaan tidak dapat melihat bintang-bintang di langit saat malam hari.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin membenarkan bahwa kota Jakarta, terutama Jakarta Pusat yang menjadi lokasi Planetarium, berlimpah cahaya.
“Hanya sekedar planet terang yang bisa terlihat, bintang-bintang hanya sebagian,” kata Thomas.
Artikel ini ditulis oleh: