Wimboh, DK OJK dan Komisaris mandiri (Foto: Istimewa)
Wimboh, DK OJK dan Komisaris mandiri (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Wimboh Santoso telah terpilih sebagai Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022. Meski diangkatnya pada Juli 2017 depan, namun sikapnya yang saat ini belum juga mundur dari posisi Komut Mandiri sangat disayangkan. Belum mundurnya Wimboh sebagai bentuk tak adanya jiwa nasionalisme yang dimilikinya. Padahal dia berada di lembaga yang akan diawasi oleh OJK.

Pengamat ekonomi politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng menilai posisi Wimboh sebagai Komut Mandiri akan besar konflik kepentingannya dengan Bank Mandiri. Apalagi kemudian, emiten BUMN berkode BMRI ini juga sedang mengalami deraan kredit macet yang tinggi dengan tingkat NPL mencapai 3,98 persen per kuartal I-2017 lalu.

Dia menegaskan, secara umum kondisi NPL yang tinggi ini sangat mengkhawatirkan. Untuk NPL bank BUMN mencapai 3,39 persen, sedangkan NPL bank non BUMN di angka 3,5 persen.

“Saat ini, sektor perbankan yang sangat liberal ini ternyata memendam dua masalah besar. Pertama, soal utang perbankan dan keuangan kita yang tinggi. Dan kedua, menghadapi NPL tinggi yang hampir mencapai batas akhir di 5 persen,” papar dia di Jakarta, Rabu (14/6).

Selain itu, kata Daeng, sektor keuangan juga masih timpang. Karena, kurang dari 1 persen orang telah menguasai 68 persen tabungan di perbankan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka