Sementara pengucuran kreditnya sebanyak 81 persen disalurkan ke usaha besar dan para taipan. “Nah, kondisi selama ini justru OJK tak mampu arahkan perbankan untuk berpihak ke usaha kecil,” kritiknya.
Untuk itu ke depan, kata dia, dengan terpilihnya Wimboh bukannya sosok yang tepat. Apalagi, OJK ini sebuah lembaga yang memiliki powernya sangat besar. Sebab, fungsi membuat regulasi, melakukan pengawasan, menjatuhkan sanksi dan sekaligus mengambil pungutan, itu semua ruang lingkup dari trias politica yang diambil semua oleh OJK.
“Mestinya, dia (Wimboh) tahu diri dan sadar diri harus segera mundur. Jangan keenakan menikmati fasilitas (sebagai Komut), padahal kondisi perbankan saat ini sangat mengkhawatirkan dengan NPL (kredit macet) yang tinggi,” jelasnya.
Jadi, dengan lembaga sebesar itu dan yang jadi Ketua itu Wimboh sangat tak layak. Apalagi Wimboh juga tak punya kemampuan untuk melepaskan cengkraman perbankan saat ini dari dari oligarki keuangan.
“Baik dari tangan-tangan asing maupun dari para taipan. Ini yang saat ini sangat mengkhawatirkan,” pungkas dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka