Surabaya, Aktual.com — Budayawan asal Madura, KH D Zawawi Imron mengemukakan, bahwa manusia beragama tidak cukup hanya dengan formalitas tanpa diikuti oleh penghayatan mendalam ke dimensi hati.

“Yang namanya orang beriman itu hati, mulut dan tangannya selalu ingin menyelamatkan orang lain. Kalau ada duri di jalan, kemudian membiarkannya, orang itu belum beriman secara sempurna,” ujar ia ketika menyampaikan kuliah umum dan bedah buku ‘Masdibyo Pelukis Perasaan’, di Kampus Unesa Surabaya, Rabu (16/12).

Menurut penyair ‘Si Celuri Emas’ tersebut, jika seseorang beragama hanya sebatas formalitas, maka perilakunya akan jauh dari nilai-nilai agama itu sendiri. Ia memberi contoh pejabat atau politisi yang korupsi.

Koruptor, katanya, adalah seseorang yang tidak memiliki pemahaman keagamaan secara sempurna dan tidak mencintai Tanah Airnya.

“Dari uang korupsi, mereka naik haji setiap tahun,” katanya yang saat itu sempat membaca puisinya tentang koruptor.

Pria yang hanya lulus sekolah rakyat atau setingkat SD itu bercerita dulu ada seorang rektor dari Universitas Al Azhar Mesir datang ke Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soekarno. Sang Rektor kemudian berkomentar bahwa Indonesia adalah serpihan Surga yang diturunkan Allah SWT ke Bumi.

“Indonesia ini memang indah. Kalau Indonesia ingin tetap indah, maka harus diurus oleh orang yang memiliki hati indah dan berbudi pekerti yang indah pula. Tanah Air yang indah, kalau diurus oleh yang tidak indah hatinya, hanya akan dirusak,” katanya.

Berkaitan dengan politik, dia juga mengingatkan agar agama tidak diseret ke dalam politik. Politik, katanya, seharusnya mengikuti agama dan bukan sebaliknya.

“Kalau agama mengikuti politik, maka itu berbahaya. Karena itu tidak aneh jika muncul tokoh partai agama yang kemudian berbuat korupsi yang merugikan negaranya sendiri,” ujar ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: