KH Nafis pun mengatakan kekuatan internet yang saat ini mampu diakses hingga tidak terbatas hingga sampai kerumah-rumah kaum muslimin, menjadi salah satu pekerjaan rumah dalam menyiarkan dakwah di jalan Thoriqoh.
“Akan tetapi, Insya’Allah dari jalan kita Thoriqoh sufiyah dan berkah dari masyaikh-masyaikh, kita semua InsyaAllah akan mampu membendung dan masuk ke dalam ruang yang lebih privat yakni kepada kalbu-kalbu manusia melalui dzikrullah, yang itu semua bisa kita lalui dengan ahli Thoriqoh, yang kuat memegang Al-Quraan dan Assunah Nabi Muhammad saw,” ujarnya.
“Dan inilah tugas kita untuk mensyiarkan dan mendakwahkan (jalan Thoriqoh). Khususnya di DKI yang memiliki banyak perbedaan kultur di dalamnya. Terlebih sejarahnya dahulu masyarakat Batavia mempunyai perspektif miring terhadap Thoriqoh yang hingga saat ini masih terjadi,” paparnya.
Oleh karena itu, menjadi tanggungjawab bersama bahwa Thoriqoh yang menyakini sanad ini memiliki silsilah (Mu’tabar), dan sejarah perjuangan dakwah Islam tidak lain pada tiga hal saja, yakni Rijalul Hadist, Sanad Ahlul Qur’an, serta dari yang mempunyai salsalah dzahabiyh yaitu sanad Thoriqoh.
“Karena yang mempunyai sanad itulah yang mempunyai kekuatan jaringan dari bawah sampai ke atas (Rasullah SAW),” pungkas KH Danial Nafis.
(Novrizal-Wildan)
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang