Jakarta, Aktual.com – Kinerja pimpinan DPRD DKI dianggap buruk. Akibatnya, ketidakharmonisan antar pimpinan terjadi. Berhembus kabar, beberapa fraksi mendesak pimpinan yang tidak bisa ambil keputusan strategis untuk segera dikocok ulang alias diganti.

Kabar itu dibenarkan Ketua Fraksi Golkar Zainuddin. Namun dia mengaku tidak tahu fraksi yang mengusulkan. “Saya pernah dengar adanya usulan kocok ulang pimpinan tersebut. Tapi saya tidak tahu ide dan usulan siapa kocok ulang pimpinan dewan tersebut,” kata Zainuddin, saat dihubungi, Senin (3/8).

Pria yang akrab disapa Oding itu tidak menampik kalau kinerja dewan saat ini dianggap sangat buruk. Alasannya, banyak agenda DPRD yang molor dari jadwal. “Kami akui kinerja kami buruk. Tapi mau diapakan lagi memang sudah tidak ada kekompakan di antara kami (DPRD),” ucap Oding mengakui.

Akibat tidak adanya kekompakan antar pimpinan dewan itulah, ujar dia, usulan agar pimpinan dewan diganti pun menjadi sangat wajar.

Tidak kompaknya pimpinan dewan, sebelumnya terbaca dari pernyataan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham ‘Lulung’ Lunggana. Dia mengkritik kinerja Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi. Lulung menilai Pras tidak bisa memutuskan kebijakan yang strategis.

Atau lebih ditekankan lagi oleh Lulung, Pras lemah dalam memimpin Kebon Sirih. “Ketua DPRD kita ‘cemen’ sih. Enggak berani dia,” ucap Lulung beberapa waktu lalu.

Ketua DPW PPP DKI versi ketua umum Djan Faridz itu mencontohkan sikap Pras yang kerap takut-takut membuat keputusan. Ditambah lagi, Pras yang juga merupakan Sekretaris DPD PDI-P DKI, jarang melibatkan pimpinan dewan lain untuk gelar rapat.

Padahal dalam kesempatan rapat bersama itu seluruh petinggi Kebon Sirih bisa bersama membahas permasalahan di Ibu Kota Jakarta.

Lulung pun membandingkan kinerja DPRD di periode 2009/2014 saat dipimpin Ferrial Sofyan. Saat itu, kata Lulung, sedikitnya tujuh kali dalam sebulan dewan gelar rapat pimpinan (rapim).

Jarangnya agenda rapim di periode sekarang pun dijadikan alasan oleh Lulung untuk jarangan ngantor ke Kebun Sirih. “Enggak ada kerjaan, ngapain (ke kantor)?” ucap dia.

Dia berdalih lebih memilih prioritaskan waktunya untuk bersama masyarakat langsung yang dianggapnya bisa lebih efektif dan bermanfaat.

Artikel ini ditulis oleh: