Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasutioan ditegur oleh Presiden Joko Widodo. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Belum lama ini tersiar kabar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasutioan ditegur oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) gara-gara pertumbuhan ekonomi di 2016 hanya mencapai 5,02 persen. Sementara ekspektasi Presiden bisa lebih tinggi lagi.

Menurut Koordinator Advokasi dan Investigasi FITRA, Apung Widadi menyebut, teguran Jokowi terhadap Darmin itu sangat wajar. Karena capaian pertumbuhan ekonomi itu jauh dari target Jokowi sendiri. Itu sangat mengecewakan Presiden.

“Bahkan tak hanya Darmin, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga layak ditegur Jokowi. Karena kinerjanya meleset dari target,” papar Apung ketika dihubungi, Senin (13/2).

Dia menegaskan, teguran terhadap Damin dan Sri Mulyani itu sebagai bukti kedua menteri itu tidak mengikuti ritme kerja Jokowi yang ingin bekerja cepat guna menyejahterakan rakyatnya.

“Tapi kedua menteri tersebut kinerjanya masih konvensional dan kurang progresif. Jadi dua menteri itu seharusnya bertanggung jawab pada pertumbuhan ekonomi yang tak meningkat. Padahal, Presiden minta pertumbuhan mencapai 5,5-6 persen,” paparnya.

Kekecewaan Jokowi terhadap seluruh menteri ekonomi itu terlihat saat Presiden memanggil seluruh menteri di bawah Darmin belum lama ini. Makanya, setelah mantan Gubernur BI ini ditegur Jokowi, Darmin langsung menaikan taget dari 5,1 persen menjadi 5,7 persen di 2017. APBN 2017 sendiri menargetkan pertumbuhan sebesar 5,1 persen.

Namun demikian, kata dia, kemampuan Darmin dan Sri Mulyani itu tak mungkin bisa membawa ekonomi naik tinggi. “Saya tidak yakin Darmin dan SMI bisa mencapai target itu. Apakah keduanya mampu? Tidak. Pasalnnya, hingga saat ini publik belum melihat langkah-langkah apa yang sudah dilakukan menteri Jokowi itu untuk mencapai target 5,7-5,8 persen itu,” tandas dia.

Apung menambahkan, teguran Jokowi terhadap Darmin juga karena sampai saat ini tim ekonomi Presiden tidak mempunyai program kerja yang terencana dan realistis.

“Jokowi itu selalu ingin pertumbuhan tinggi. Bisa 7-8 persen. Tapi, saya yakin Darmin tak mampu melaksanakannya. Karena menteri bidang ekonomi yang dikomandoi Darmin tidak bisa atau tidak mau mengikuti larinya Presiden dalam kebijakan ekonomi,” pungkas dia.

Sebelumnya, pengamat ekonomi Riza Sudiro menegaskan, selama ini tim ekonomi Jokowi minim kontribusi, bahkan mereka tidur saja, perekonomian nasional bisa tumbuh 5 persen.

“Artinya, para menteri bidang ekonomi yang dikomandoi Darmin, enggak usah kerja keras, enggak usah punya program, pertumbuhan bisa mencapai 5 persen,” ujarnya.

Padahal, kata dia, jika tim ekonomi bekerja dengan keras dan cerdas untuk mengkonsolidasikan kelembagaan ekonomi dan meracik postur APBN, maka dalam perhitungannya perekonomian bisa tumbuh sampai 6 persen lebih.

Terkait teguran Jokowi terhadap Darmin, kata dia, aneh kalau sekarang Darmin malah menaikkan target pertumbuhan ekonominya. “Berarti selama ini dia gak kerja dong, kok setelah ditegur Presiden bisa menaikkan pertumbuhan,” cetusnya.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka