Jakarta, Aktual.com– Sudah cukup lama wabah penyakit atau pandemi ini melanda dunia terutama di Indonesia dan juga sudah banyak sekali korban yang terpapar virus tersebut harus dirawat di rumah sakit, bahkan angka kematian selalu naik. Pemerintah pun selalu berjibaku untuk mengatasi lonjakan kenaikan kasus covid-19 ini dengan diberlakukannya kembali lockdown massal atau PPKM Jawa-Bali.
PPKM Jawa-Bali yang diberlakukan pada tanggal 3 Juli – 20 Juli ini tidak lain memiliki tujuan untuk mengurangi angka kasus covid-19. Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia ternyata pernah dilakukan oleh Sahabat Rasulullah SAW yaitu Amr bin ‘Ash.
Pada zaman kepemimpinan Umar bin Khattab kaum Muslimin mengalami ujian cukup berat yang menguji keimanan dan kesabaran. Ujian itu berupa paceklik dan wabah penyakit, wabah tersebut dinamakan dengan tha’un Amwas. Dinamakan Amwas karena kemunculan pertamanya di kota Amwas, sebuah kota yang terletak di wilayah Syam.
Ketika itu Syam dipimpin oleh Abu Ubadah sebagai gubernurnya, dalam kepemimpinnya tersebut beliau wafat karena tertimpa wabah tersebut. Lalu, kepemimpinan itu digantikan oleh Muadz bin Jabal, akan tetapi nasibnya sama seperti Abu Ubadah. Pada akhirnya, tonggak kepemimpinan digantikan oleh Amr bin ‘Ash. Pada saat kepemimpinannya inilah atas izin Allah SWT dan kecerdasannya dalam memimpin, wabah tha’un bisa musnah dan lenyap dari bumi Syam.
Kebijakan yang dilakukan oleh Amr bin ‘Ash sehingga ia mampu memusnahkan wabah tha’un ini yaitu dengan melakukan lockdown massal pada rakyatnya. Ia memerintahkan kepada rakyatnya untuk segera menuju bukit-bukit untuk melakukan isolasi mandiri sehingga wabah tersebut tidak menyebar lagi. Beliau berkata:
ﺃَﻳُّﻬَﺎ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَا اﻟْﻮَﺟَﻊَ ﺇِﺫَا ﻭَﻗَﻊَ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺸْﺘَﻌِﻞُ اﺷﺘﻌﺎﻝ اﻟﻨَّﺎﺭِ، ﻓَﺘَﺠَﺒَّﻠُﻮا ﻣِﻨْﻪُ ﻓِﻲ اﻟْﺠِﺒَﺎﻝِ
“Wahai sekalian Manusia, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. Maka hendaklah berlindung dari penyakit ini ke bukit-bukit”.
Mendengar seruan itu para warga yang terkena dampak wabah tersebut mengikuti anjuran Amr bin ‘Ash untuk berlindung ke bukit-bukit. Mereka terus bertahan di tempat yang diserukan hingga wabah tersebut hilang dan tidak tersisa.
Amr bin ‘Ash memerintahkan warganya untuk pergi ke bukit-bukit dikarenakan bukit tersebut lebih memungkinkan warganya untuk melakasanakan isolasi mandiri dan tidak berada pada satu tempat sehingga tidak terjadi kerumumnan massal.
Dari kisah diatas warga Syam harus pergi ke bukit-bukit. Namun, pada saat kita hanya cukup dengan tetap melakukan isolasi mandiri, tidak berpergian ke daerah-daerah yang sudah rawan dan tidak berada di tempat kerumunan massal.
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra