Jakarta, aktual.com – Siapa yang tidak kenal dengan Ibnu Sina, seorang bapak kedokteran yang sangat masyhur namanya. Bahkan di Eropa namanya sangat harum dikenal sebagai Avicenna nama lain dari Ibnu Sina. Dengan kehebatannya serta keahliannya dalam memahami Ilmu kedokteran disertai dengan filsafat ia mampu mengembangkan ilmu kedokteran tersebut dan membuat sebuah karya yang menjadi rujukan bagi dokter-dokter Modern yaitu “Qanun Fi Thib”.

Nama lengkapnya adalah Abu ‘Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina, lahir pada tahun 980 M di daerah Bukhara, Uzbekistan. Dalam ilmu kedokterannya tersebut ia dikenal memiliki sebuah teori bahwa sakit itu tidak selamanya berasal dari fisik, melainkan juga bisa berasal dari jiwa yang lemah.

Terkait dengan hal ini, Ibn Sina pernah mengobati seorang pangeran yang mengalami sebuah gangguan jiwa yang dikenal sebagai delusi, sehingga dirinya tidak mampu membedakan antara sebuah kenyataan dengan hayalan.

Akibat dari gangguan jiwa tersebut ia menganggap dirinya adalah seekor sapi, sehingga ia tidak mau makan layaknya manusia biasa dan juga tidak mau minum. Mulai saat itu, sang pangeran sangat kurus dan tingkahnya tersebut semakin menjadi-jadi, ia berprasangka bahwa dirinya tersebut adalah sapi ternak.

Bahkan lebih dari itu, Sang Pangeran berharap dirinya segera disembelih layaknya sapi-sapi ternak yang ada dipasaran. Melihat hal tersebut, Sang Raja sangatlah sedih, maka ia pun mengundang Ibn Sina yang dikenal sebagai ahli pengobatan untuk mengobati Sang Pangeran.

Ibn Sina yang datang dan telah mendengar apa yang disampaikan Sang Raja terkait dengan penyakit yang diderita oleh anaknya. Ibn Sina datang menghadap ke pangeran sebagai seorang jagal yang akan menyembelih dirinya, Sang Pangeran pun sangat bahagia karena dirinya akan disembelih.

Ibn Sina mulai menyuruh anak buahnya untuk mengikat kaki dan tangan Sang Pangeran, Ibn Sina mulai mengasah pisau miliknya dengan sangat tajam. Setelah selesai mengasah pisaunya tersebut, ia mendatangi Sang Pangeran dan segera mengeksekusi dirinya. Namun, Ibn Sina berkata, “Sepertinya Sapi ini tidak layak untuk disembelih,”

“Badannya sangat kurus, dagingnya pun seperti sangat dikit, lebih baik diberikan makan dulu yang banyak dan diberi minum,” lanjut Ibn Sina.

Ibn Sina menyarankan kepada Pangeran untuk memperbanyak makan dan minum dahulu agar badannya berisi sehingga mudah untuk disembelih. Sang Pangeran pun mengiyakan saran dari Ibn Sina.

Dirinya pun mulai makan dengan lahap, akan tetapi makanan yang diberikan kepada Sang Pangeran terlebih dahulu diberi obat oleh Ibn Sina, sebagai sebuah trik karena Sang Pangeran sebelumnya tidak mau diberi obat dan menolak dirinya dianggap gila.

Seiring dengan berjalannya waktu, Sang Pangeran yang terbiasa makan dengan diberikan sedikit obat oleh Ibn Sina sedikit demi sedikit mulai sembuh dari sakit jika dan rohaninya. Hingga pada akhirnya Sang Pangeran sembuh total dari penyakitnya tersebut.

Mulai dari situ Ibn Sina semakin dikenal oleh masyarakat sebagai dokter yang hebat.

Waallahu a’lam

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain