Jakarta, Aktual.com – Seorang Sufi ternama dan sangat masyhur namanya yaitu Ibrahim bin adham, Ia juga dikenal sebagai wali yang sering memberikan nasihat-nasihat penuh makna. Salah satu nasihat terkenalnya yaitu:
عرفتم الله فلم تؤدوا حقه
“Kamu mengenal Allah, tetapi kamu tidak melaksanakan haknya.”
Selain dikenal sebagai sufi, beliau juga seorang yang sangat zuhud dan wara’. Kisahnya tercatat di dalam kitab Hilyatul auliya’ karya Abu Nu’aim, Said bin Harb bercerita, “Suatu ketika, Ibrahim bin Adham tiba di Mekkah dan bertamu ke Ali Abdul Aziz bin Abi Rawad. Syekh Ibrahim membaca kantung yang terbuat dari kulit biawak. Kantung itu ia gantungkan di sebuah gantungan kemudian Ia lanjut melakukan thawaf.”
Pada saat yang bersamaan, Sufyan ats-Tsauri sedang bertamu ke rumah Ali Abdul Aziz. Sufyan ats-Tsauri melihat sebuah kantong yang tergantung. Ia bertanya, “Miliki siapa kantung ini?”
Ali Abdul Aziz bin Abi Rawad di sana menjawab, “Kantung milik salah satu sahabatmu, Ibrahim bin Adham.”
Kemudian ia mengambil kantung tersebut. Karena rasa penasarannya ia membuka isi kantung, Ia pun terkejut karena isi kantung yang Ia kira buah-buahan atau makanan lain ternyata hanya segumpal tanah saja. Kemudian ia buru menutup kantung dan menggantungkannya kembali.
Ketika Ibrahim bin Adham selesai melakukan tawafnya, Ia kembali ke penginapan. Karena Ia merasa ada yang berubah dengan kantungnya itu, ia bertanya ke Ali Abdul Aziz, “Siapa yang menyentuh kantungku ini?”
Abdul Aziz menceritakan apa yang diperbuat Sufyan ats-Tsauri, “Tadi temanmu, Sufyan datang kesini. Dia penasaran dengan apa yang engkau bawa. Dia mengintip sedikit apa isi di dalamnya. Dia melihat hanya berisi segumpal tanah, apa benar?”
“Ya benar, begitulah adanya,” jawab Ibrahim.
“Untuk apa engkau membawa itu, Syekh,” tanya Ali Abdul Aziz.
“Itu adalah makananku sejak sebulan lalu,” jawab Ibrahim. Saat itu juga Ali Abdul Aziz terdiam.
Ya, benar. Ibrahim bin Adham memakan tanah untuk mengisi perutnya, Ia memakan tanah bukan berarti tidak mampu untuk membeli makanan-makanan yang lebih layak dan lezat. Akan tetapi mengapa ia lebih memilih makan tanah?
Selanjutnya, Abu Nu’aim melanjutkan pembahasannya bahwa yang dilakukan oleh Ibrahim bin Adham karena semata-mata agar apa yang Ia makan benar-benar dari sesuatu yang halal. Sebab, jika seseorang memakan makanan yang terdapat unsur haram kelak makanan tersebut bisa menyalakan api di dalam neraka.
Begitulah sifat zuhud dan wara’ dari seorang yang sangat mencintai Allah dan menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan haram. Lalu, bagaimana dengan diri kita? apakah kita mampu memastikan apa yang masuk ke dalam perut kita termasuk makanan halal?
Waallahu a’lam
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra