Screenshot Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melalui kanal Youtube Orasi Denny JA mengkritik klaim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tentang 110 juta orang di media sosial mendukung penundaan pemilu 2024.

Jakarta, Aktual.com – Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengkritik klaim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tentang 110 juta orang di media sosial mendukung penundaan pemilu 2024.

Menurutnya, mustahil big data bisa dipakai untuk memotret dukungan rakyat terhadap penundaan Pemilu dan salah secara akademik dan metodik.

“Kita mengatakan mustahil big data secara akademik bisa digunakan untuk memotret kecenderungan populasi (mendukung penundaan Pemilu 2024). Salah secara akademik, ya salah secara metodik,” kata Denny melalui kanal Youtube Orasi Denny JA, Kamis (18/3).

Denny mengkritik klaim Luhut soal penundaan pemilu didasari alasan pandemi Covid-19. Ia mengingatkan puncak pandemi sudah dilewati tahun ini.

Denny menyampaikan bahwasanya klaim data yang disampaikan Luhut pun tak sesuai temuan survei LSI. Karena Survei menunjukkan, mayoritas penduduk menolak penundaan pemilu.

“Tak cukup alasan menunda pemilu. Jika masih juga dipaksakan, maka ini akan berubah menjadi skandal politik,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya isu penundaan Pemilu 2024 membuat koalisi pendukung Jokowi terbelah dan hanya PAN dan PKB yang masih teguh dengan rencana tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Dede Eka Nurdiansyah