Para pengikut Houthi berkumpul untuk menerima bantuan makanan dari warga suku di Sanaa, Yaman, Sabtu (21/9/2019). ANTARA/REUTERS/KHALED ABDULLAH/tm
Para pengikut Houthi berkumpul untuk menerima bantuan makanan dari warga suku di Sanaa, Yaman, Sabtu (21/9/2019). ANTARA/REUTERS/KHALED ABDULLAH/tm

Dubai, aktual.com – Pasukan armada laut dari koalisi pimpinan Arab Saudi yang bertarung di Yaman pada Minggu [23/2] menggagalkan serangan “teroris yang siap dilakukan” oleh gerakan Houthi sekutu Iran di Laut Merah selatan, kata koalisi pimpinan Saudi.

Laut Merah bagian selatan merupakan jalur kapal komersial utama.

Pasukan itu merusak perahu tanpa awak yang sarat bahan peledak, yang diluncurkan dari Provinsi Hodeidah di Yaman barat, Kolonel Turki al-Malki, juru bicara koalisi, mengatakan dalam pernyataan kepada kantor berita negara Saudi SPA.  Ia tidak memberikan keterangan soal sasaran.

Tak ada konfirmasi dari gerakan Houthi. Kelompok itu memerangi koalisi militer Muslim Suni sejak 2015 dalam konflik yang sebagian besar terjadi di kawasan itu sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan musuh bebuyutan Iran Syiah.

Yaman berada di sepanjang Teuk Bab al-Mandeb di jalan masuk selatan Laut Merah, salah satu rute perdagangan penting bagi tanker minyak dari Timur Tengah menuju Eropa.

Malki mengatakan serangan yang direncanakan itu mengancam keamanan wilayah dan internasional serta perdagangan maritim.

Dia mengatakan penggunaan Hodeidah sebagai tempat untuk melancarkan gerakan merupakan merupakan pelanggaran mencolok atas kesepakatan perdamaian yang dipimpin PBB di  kota pelabuhan yang disengketakan itu. Kesepakatan tersebut disetujui oleh pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan kelompok Houthi pada Desember 2018.

Arab Saudi menghentikan pengapalan minyak melewati Bab al-Mandeb lebih dari sepekan pada 2018 setelah Houthi menyerang dua kapal di perairan itu.

Koalisi yang dipimpin Barat campur tangan di Yaman untuk berusaha memulihkan pemerintahan yang diakui internasional. Pemerintahan tersebut dilengserkan dari kekuasaan di ibu kota, Sanaa, pada akhir 2014 oleh kelompok Houthi, yang kini mengendalikan sebagian besar pusat perkotaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eko Priyanto