tangkapan layar webinar peluncuran program pemberdayaan UKM perempuan purna migran, Jakarta, Senin (19/4/2021)
tangkapan layar webinar peluncuran program pemberdayaan UKM perempuan purna migran, Jakarta, Senin (19/4/2021)

Jakarta, Aktual.com – Pandemi Covid-19 tidak hanya memberi dampak signifikan terhadap siklus migrasi tenaga kerja, tetapi juga mendisrupsi upaya pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh komunitas perempuan mantan pekerja migran.

Dalam mendukung pemulihan ekonomi komunitas tersebut, Migrant CARE dengan dukungan Tokopedia meluncurkan program ‘Berkembang bersama Tokopedia: Recover Together, Empower for Better!’ pada Senin (19/4/2021). Program dijalankan bersama komunitas Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di empat kabupaten, yakni Indramayu (Jawa Barat), Wonosobo (Jawa Tengah), Jember dan Banyuwangi (Jawa Timur).

“Melalui kolaborasi ini kami ingin mendorong usaha-usaha yang dilakukan komunitas perempuan purna migran masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital,” ucap Wahyu Susilo, Direktur Eksekutif Migrant CARE.

Selama pandemi Covid-19 komunitas Desbumi telah menunjukan resiliensinya dengan beradaptasi pada pasar. Mereka memproduksi masker, APD (Alat Pelindung Diri) dan ragam jamu tradisional untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Hal ini diakui oleh Jumiatun, mantan pekerja migran yang aktif menjadi Ketua Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Desbumi Dukuhdempok, Kabupaten Jember. “Selama masa pandemi kegiatan kami tidak berhenti, tetapi banyak penyesuaian mulai dari protokol kesehatan sampai strategi penjualan,” ujarnya.

Bukan hanya beradaptasi dari segi usaha, tetapi komunitas juga turut andil berkontribusi pada masyarakat dengan membagikan masker kepada warga dan menyumbangkan APD pada petugas kesehatan di daerahnya.

Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni mengungkapkan kolaborasi ini merupakan komitmen Tokopedia untuk mengembangkan kapasitas masyarakat khususnya dalam kegiatan ekonomi produktif.

“Hal ini kami lakukan dengan membangun pusat pengembangan UMKM demi mendorong aktivitas produksi skala mikro untuk 237 perempuan penggerak komunitas Desbumi,” ujarnya.

Tokopedia juga terus memberdayakan berbagai kelompok masyarakat dengan menyediakan platform teknologi yang dapat membantu pegiat usaha, termasuk perempuan purna migran, mengembangkan bisnis mereka, khususnya saat pandemi, sekaligus mendorong belanja produk lokal.

“Kami berharap program ini dapat membantu tidak hanya pegiat usaha, tetapi mendorong lebih banyak  masyarakat Indonesia agar memakai produk lokal demi bersama-sama berkontribusi memulihkan ekonomi negeri yang saat ini terdampak pandemi.” tambah Astri.

Inisiatif dari Tokopedia dan Migrant CARE ini juga mendapat sambutan baik dari Kementerian Koperasi dan UKM RI. Dalam catatan mereka, UMKM yang terkoneksi ke platform digital lah yang dapat bertahan di masa pandemi.

Kemenkop juga berharap praktik baik ini dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi kelompok perempuan purna migran yang berkelanjutan, menimbang kontribusi remitansi dari Pekerja Migran Indonesia yang cukup signifikan.

“Kalau remitansi diinvestasikan di kampung halaman, komunitas bisa menginisiasi koperasi yang mengelola bisnis mereka sehingga masuk dalam skala ekonomi tidak lagi perorangan. Pembiayaannya bisa dibantu Kemenkop karena ada dana bergulir untuk koperasi,” ujar Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.

Berdasarkan World Migration Report 2019, Indonesia adalah negara 10 teratas di Asia yang menerima remitansi tinggi dari pekerja migran, namun akibat pandemi, Bank Dunia memperkirakan terjadi penurunan 20 persen arus remitansi dari pekerja migran secara global.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi