Tunis, Aktual.com – Pasukan keamanan Tunisia membunuh seorang komandan penting pemberontak, yang memicu sabuk peledak bunuh diri ketika ditembak dalam serangan terhadap petempur, yang merencanakan serangan selama Ramadan mendatang, kata pejabat pada Minggu.

Pasukan Tunisia menindak petempur yang bersekutu dengan IS dan cabang Al Qaeda di Afrika Utara, terutama sejak negara tersebut mengalami empat serangan besar selama dua tahun belakangan.

Bentrokan itu terjadi pada Minggu saat pasukan khusus garda nasional menggeledah sebuah rumah, tempat kelompok tersebut berada, yang diawasi berminggu-minggu sebelumnya, setelah melakukan komunikasi tentang kemungkinan rencana serangan tersebut. Kata juru bicara Garda Nasional Kolonel Mayor Khelifa Chibani.

Beberapa petempur tewas, sementara tiga lagi ditangkap, dalam serangan atas rumah di Sidi Bouzid, kota 200 km barat daya ibukota Tunis. Kata Chibani, pasukan khusus garda nasional membunuh dua teroris, termasuk seorang komandan kelompok Okba Ibn Nafaa.

“Mereka berada di pegunungan Sammama, dan telah merencanakan serangan selama bulan Ramadhan mendatang,” tambahnya.

Ia tidak memberikan rincian tentang potensi serangan tersebut, namun Tunisia tengah waspada sejak sekelompok gerilyawan bersenjata menyerang sebuah resor di pantai Sousse pada 2015, yang menewaskan lebih dari 30 warga asing serta menghancurkan industri wisata utama mereka.

Sumber keamanan lainnya mengatakan bahwa komandan tersebut berasal dari kelompok petempur asal Aljazair, namun tidak memberi informasi terkait identitasnya.

Kelompok Okba Ibn Nafaa sebagian besar berbasis di pegunungan terpencil Chaambi di sepanjang perbatasan dengan Aljazair. Lebih dari 3.000 warga Tunisia meninggalkan wilayah mereka dalam beberapa tahun terakhir ini untuk bergabung dengan IS dan kelompok petempur lainnya di Irak, Suriah Dan Libya.

Pihak berwenang Tunisia mencoba mempersiapkan diri, mencegah potensi ancaman keamanan dari mereka yang mencoba kembali ke Tunisia dan berencana membuat serangan. IS mengaku bertanggung jawab atas sebagian besar serangan di Tunisia, termasuk di hotel Sousse dan serangan bom Bardo yang menewaskan puluhan wisatawan asing pada 2015.

Pasukan juga melakukan penggeledahan terhadap petempur, yang menyeberang dari Libya ke Ben Guerdane, Tunisia, pada 2016. (ant)

Artikel ini ditulis oleh: