Yogyakarta, Aktual.com – Komisi VIII DPR RI melaksanakan kunjungan kerja reses ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Sekretaris Daerah DIY, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, serta pemangku kebijakan lainnya. Agenda utama kunjungan ini mencakup persiapan keberangkatan haji tahun ini serta pembahasan program Sekolah Rakyat (SR).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI yang memimpin kunjungan, Abdul Wachid, memberikan apresiasi terhadap kinerja Kementerian Agama DIY yang dinilai telah cakap dalam memfasilitasi jemaah haji agar dapat berangkat 100 persen pada tahun ini.
“Persiapan keberangkatan haji tahun ini yang kami pantau, termasuk dari laporan Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, alhamdulillah sudah mencapai 84 persen. Jika masih tersedia cadangan 900 kuota, saya optimistis seluruh jemaah haji dari DIY tahun ini dapat berangkat 100 persen,” ujar Wachid saat memimpin kunjungan kerja reses Komisi VIII DPR RI di Yogyakarta, Rabu (26/3).
Selain membahas haji, Wachid juga menyoroti program Sekolah Rakyat (SR) yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. Program ini diproyeksikan menjadi solusi dalam mengentaskan kemiskinan dengan menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu agar memiliki akses pendidikan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Kami juga mendapat masukan dari Kementerian Sosial terkait Sekolah Rakyat. Program ini dirancang oleh Presiden, dan banyak sekali respons positif dari daerah. Antusiasmenya luar biasa, bahkan beberapa bupati telah menghubungi kami menanyakan mekanisme pendaftaran Sekolah Rakyat. Pemerintah daerah juga sudah menyiapkan lahan hingga 10 hektare untuk mendukung pembangunan sekolah ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wachid berharap program Sekolah Rakyat dapat memberikan dampak nyata bagi keluarga kurang mampu, tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga bagi orang tua mereka.
Ia menilai program ini sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas di masa depan dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia.
“Kita ingin memastikan bahwa masyarakat kurang mampu tidak mewariskan kemiskinan kepada anak-anaknya. Program ini menjadi solusi nyata untuk memutus mata rantai kemiskinan. Ini adalah bagian dari upaya kita menuju Indonesia Emas, menciptakan generasi unggul dalam 20 tahun ke depan, dengan fondasi pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan