Jakarta, Aktual.com – “Jangan heran melihat orang bertato shalat dan mengaji di masjid. Heranlah dengan orang tak bertato yang tak pernah shalat dan mengaji di masjid,”
Perkataan itu terucap di bibir Achil (28), seorang pemuda punk penuh tato di sekujur tubuhnya, yang memilih jalan berhijrah dengan bergabung di komunitas Tasawuf Underground.
Tasawuf Underground ini dibentuk oleh Halim Ambiya, seorang dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta, yang tergerak untuk membuat sebuah pergerakan mengaji di jalanan.
Setiap Jumat dan Sabtu mulai pukul 14.00 hingga 17.00 WIB, komunitas Tasawuf Underground ini rutin menggelar pengajian mulai belajar huruf hijaiyah hingga kajian pembenahan agama Islam dan mental di kolong jembatan Tebet, Jakarta Selatan.
Dengan tujuan, mengenalkan kembali agama serta mengubah stigma masyarakat akan anak-anak punk dan jalanan.
Achil merupakan satu dari puluhan anak punk jalanan di Tebet yang kerap dicap sebagai salah satu masalah sosial. Melawan norma sosial, sekujur tubuhnya dipenuhi rajam tato, baju kucel, dan beranting menjadi ciri khas mereka.
Artikel ini ditulis oleh: