Sembari menghela nafas dalam-dalam, Achil sadar bahwa suatu kewajaran apabila sebagian masyarakat masih memandang rendah anak-anak berpenampilan urakan.

Namun, kehidupannya mulai berubah sejak mengenal Halim Ambiya sejak awal 2019. Halim mengenalkan puluhan anak-anak jalanan untuk kembali belajar mengenal agama dan kehidupan yang lebih baik. Hanya beralaskan tikar dan baliho bekas kampanye, ia mengajarkan mengenai huruf Hijaiyah serta arti hidup di dunia.

Komunitas Tasawuf Underground ini telah ada sejak tujuh tahun yang lalu, namun baru berjalan di kolong jembatan Tebet pada akhir 2018. Mereka rutin belajar agama seperti membaca Iqra maupun kajian-kajian religi lainnya.

Di komandoi Halim Ambiya, pendiri Tasawuf Underground, yang membimbing mereka melafalkan huruf Hijaiyah meski terbata-bata.

Halim menceritakan, gerakan Tasawuf Underground berawal dari kekhawatirannya terhadap anak-anak Punk jalanan. Asesoris yang melekat pada diri mereka selalu dikaitkan sebagai citra buruk oleh sebagian kalangan masyarakat.

Ia meyakini bahwa setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama, baik di tataran sosial maupun hubungan bersama Tuhannya.

Artikel ini ditulis oleh: