Petugas mengisi BBM ke pesawat Air Tractor (AT802) untuk dibawa ke wilayah Krayan dari Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (17/6). Pertamina menyalurkan BBM jenis Premium dan Solar ke wilayah Krayan, Kalimantan Utara, menggunakan pesawat AT802 agar warga di daerah tersebut dapat menikmati BBM dengan harga normal karena selama ini menggunakan BBM ilegal dari Malaysia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./16

Jayapura, Aktual.com – Manajemen Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua untuk sementara menunda penyaluran bahan bakar minyak (BBM) ke Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, karena kondisi keamanan yang sedang tidak kondusif.

“Untuk sementara kami hentikan sampai kondusif dulu karena APMS kami juga ikut dibakar,” ujar Manager Fuel Ritel Pertamina MOR VIII Zibali Hisbul Masih di Jayapura, Minggu (26/2).

Menurutnya pada peristiwa pembakaran tersebut, ada stok BBM yang ikut hangus, namun jumlahnya tidak terlalu banyak.

“Ada BBM yang ikut terbakar, tapi hanya 180 liter premium. Pengusahanya sudah kordinasi ke kami dan kerugiannya belum bisa dihitung karena situasi masih kurang kondusif,” kata dia.

Zibali menegaskan meski ada peristiwa tersebut, pihaknya tetap berkomitmen untuk dapat segera menyalurkan BBM ke Intan Jaya.

“Kami lihat Senin atau Selasa pengusahanya ke sana untuk cari lokasi baru. Harapannya situasi bisa cepat kondusif karena bandara ikut dipalang, jadi kami tidak bisa kirim BBM,” ujarnya lagi.

Ia mengklaim dari 11 kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada serentak 2017 hanya Intan Jaya yang terganggu penyaluran BBM-nya.

“Selain Intan Jaya, distribusi BBM ke kabupaten lain yang sedang menyelenggarakan Pilkada masih aman. Kami percaya aparat keamanan dapat segera mengendalikan situasi di Intan Jaya,” ujar Zibali.

Diberitakan sebelumnya, terjadi kekisruhan di Intan Jaya terkait dengan penyelenggaraan Pilkada. Pihak Polda Papua mengonfirmasi akibat konflik yang terjadi sejak Jumat (24/2) itu hingga kini sudah ada tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan