Jakarta, Aktual.co — – Wanita Prancis yang cedera akibat serangan di museum nasional Tunisia pada 18 Maret, akhirnya meninggal. Sehingga, menurut Presiden Prancis Francois Hollande, pada Sabtu (28/3), jumlah korban tewas dalam insiden itu menjadi 22 orang.
“Presiden Republik ini mengungkapkan kesedihan mendalam menyusul kematian nyonya Huguette Dupeu, yang luka parah akibat serangan itu, yang juga merenggut nyawa tiga warga lain Prancis, di Tunis,” kata pernyataan presiden ini.
Selain keempat warga Prancis itu, 17 wisatawan asing lain dan satu polisi Tunisia juga tewas akibat serbuan kelompok bersenjata ke museum nasional Bardo yang diklaim sebagai aksi jibaku kelompok Negara Islam.
Hollande dijadwalkan hadir dalam acara “berbaris melawan terorisme” di Tunis pada Minggu (29/3) untuk menghormati para korban tersebut.
Tunisia pada Kamis menyatakan menahan 23 tersangka terkait serangan tersebut. “Duapuluh tiga tersangka, termasuk seorang perempuan, ditangkap sebagai bagian dari sel kelompok teroris, yang terlibat dalam penyerangan itu,” kata Menteri Dalam Negeri Najem Gharsalli kepada wartawan.
Ia menambahkan bahwa 80 persen sel itu bubar. Semua tersangka itu warga Tunisia. Sementara seorang warga lain Tunisia, dua warga Maroko dan seorang warga Aljazair, yang dicurigai sebagai anggota kelompok tersebut, diketahui telah lari.
Warga Tunisia bernama Maher Ben Mouldi Kaidi sebelum ini dicurigai sebagai pemasok senjata otomatis untuk dua tersangka, yang menembaki wisatawan itu.
Menteri itu menyatakan penyerangan itu didalangi warga Aljazair, Lokmane Abou Sakhr, pemimpin Brigade Okba Ibn Nafaa, salah satu jaringan Alqaida. Kelompok bersenjata asal Tunisia ini ng bergerak di sepanjang perbatasan Aljazair.
Meski demikian, tanggungjawab penyerangan itu diakui oleh pesaing Alqaida, kelompok Negara Islam.
“Pada saat ini, kami belum bisa menyebut nama (kelompok yang bertanggungjawab),” kata Gharsalli, “Yang pasti adalah ada hubungannya dengan Okba Ibn Nafaa.”
Setelah menemukan sejumlah “kelemahan” di bidang keamanan, Perdana Menteri Tunisia dilaporkan AFP, mencopot kepala polisi Tunis dan kepala polisi di kawasan sekitar museum nasional Bardo
Pencopotan itu justru dilakukan Habib Essid yang sedang berusaha memperbaiki industri pariwisata di negara yang diserang oleh kelompok garis keras tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
















