Jakarta, Aktual.co — Korea Selatan meminta pembebasan segera dua warganya, yang ditahan Korea Utara, dengan tuduhan menjadi mata-mata bagi Korsel.
Kantor berita Korut KCNA, Jumat (27/3), menunjukkan foto dua lelaki berumur pertengahan, yang dikenali sebagai Kim Kuk Gi dan Choe Chun Gil, tengah berbicara dalam jumpa pers di ibukota Korut, Pyongyang.
KCNA mengatakan kedua pria itu warga negara Korsel, yang bekerja sebagai mata-mata bagi Badan Intelijen Nasional Seoul dari kota Dandong di perbatasan Tiongkok.
“Mereka bersemangat ambil bagian dalam kampanye anti-DPRK yang dilakukan imperialis AS dan kelompok boneka pengkhianat untuk mengucilkan dan memblokade DPRK di panggung internasional,” kata kantor berita tersebut, menggunakan akronim resmi DPRK (Republik Demokratik Korea) untuk Korut.
Kementerian Penyatuan Korsel yang menangani hubungan dengan Korut membenarkan bahwa kedua pria tersebut adalah warga Korsel, namun menolak berkomentar mengenai latar belakangnya.
Pejabat kementerian tersebut mengatakan, penahanan kedua pria itu “sangat disesalkan” dan mereka meminta keduanya segera dipulangkan ke Korsel.
“Semua tidak berdasar,” kata pejabat Badan Intelijen Nasional.
Media pemerintah Korut menuduh kedua lelaki itu mengelola “gereja bawah tanah” bermarkas di Tiongkok dan secara gelap menyebarkan informasi asing melalui USB dan kartu memori di negara tersebut.
Dandong merupakan kota yang ditinggali pedagang dari berbagai etnik Korea Tionghoa yang berdagang dengan pengusaha Korut maupun Korsel. Kota itu juga menjadi rumah bagi warga Korsel dan misionaris Kristen dari Barat yang mencoba beroperasi di Korut.
Artikel KCNA tersebut tidak menyebutkan bagaimana dan dimana kedua pria itu ditangkap.
Artikel ini ditulis oleh:

















