Sebanyak 122.507 pelajar setingkat SMA sederajat di DKI Jakarta mengikuti Ujian Nasional (UN) Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) serta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2016.

Jakarta, Aktual.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia menganggap, wacana Mendikbud Muhadjir Effendy untuk memoratorium pelaksanaan Ujian Nasional dapat membantu pendidikan anak menjadi lebih baik.

“Kalau dari kami memang dari dulu UN itu sebuah proses yang banyak mendapat kritik dari masyarakat, sehingga KPAI pernah survei yang intinya masyarakat merasa bahwa UN itu tidak terlalu signifikan dalam membantu anak-anak mereka dalam pendidikan,” kata Komisioner KPAI Maria Advianti saat dihubungi, Sabtu (26/11).

Maria menduga, keputusan Mendikbud ini bisa menimbulkan pro dan kontra. “Ada plus minus tapi kalau lihat berbagai kasus, berangkat dari banyak kasus, banyak anak stres, depresi bahkan bunuh diri karena menghadapi UN, jadi kami cukup bersyukur menteri punya perhatian dan hapus UN ini.”

Apabila UN dihapuskan, pemerintah diharapkan menyiapkan konsep pendidikan yang lebih baik. “Tapi mudah-mudahan ada sistem yang lebih baik lagi jadi bukan sekadar tidak sekadar dihapus. Jadi tetap harus menyiapkan anak-anak kita untuk siap berkompetisi dalam era global.”

Sistem yang baru ini, lanjut dia, harus bisa meningkatkan pendidikan di seluruh daerah di Indonesia secara merata menjadi lebih baik. Pendidikan yang baik diharapkan bisa mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.

“Momen ini harus dipikirkan bersama. Saat ini (pendidikan) di dunia sudah cukup jauh dengan literasi berbasis internet, ini sudah jadi kurikulum nasional sementara tidak ada guidance yang cukup agar siswa bisa mengambil informasi yang baik di internet.”

“Sistem pendidikan ini yang harus dirubah, dari cara mengajar. Intinya konsep pendidikan perlu mengalami perubahan karena pendidikan kita masih aspek mikir saja.”

Dia berharap, Mendikbud harus mengedepankan visi misi yang panjang terkait dengan penghapusan UN ini. “Harus ada visi yang panjang dari pemerintah karena pendidikan yang mengubah bangsa, mengisi wawasan dan keterampilan.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu