Angka Rp 3,7 triliun, yang diyakini sebagai utang Sjamsul, didapat bukan dari hasil perhitungan ‘warung kelontong’. KPK sampai menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menghitungnya. Dan sampai saat ini, lembaga antirasuah terus berkoordinasi dengan lembaga audit negara tersebut.

“Dalam proses penyelidikan, angka Rp 3,7 triliun merupakan indikasi keuangan negara. Kami koordinasikan dan minta bantuan dari BPK untuk melakukan perhitungan dan proses bersama-sama. Nanti tentu kami akan koordinasi kembali dengan BPK,” papar Febri.

Bukan menjadi rahasia lagi kalau Sjamsul dan istrinya memiliki usaha yang terbilang sukses. Sebut saja PT Mitra Adi Perkasa (MAP) yang menguasai pasar ritel di Tanah Air. Meski tidak tercantum dalam struktur kepegawaian PT MAP, namun hubungan dekat antara Sjamsul-Itjih dengan pejabat di PT MAP, antara lain Muljadi Gozali, Benny Gozali, bukan omong kosong.

Pada 1996 silam, seluruh saham PT MAP dibeli oleh PT Panen Lestari Internusa (PLI), yang dikendalikan oleh Sjamsul. Sebelum akhirnya pada 2001 PT PLI memecah sahamnya di PT MAP menjadi dua, 16 persen dipegang oleh PT Aghadana Sentosa, 84 persen diambil oleh PT Satya Mulia Gema Gemilang.

Menariknya, setelah PT MAP ‘go public’, keluarga Gozali kembali mengambil alih seluruh kepemilikan saham, yakni Boyke Gozali yang merupakan keponakan Sjamsul. Dia diplot menjadi Presiden. Direktur PT MAP.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby