Ilustrasi mobil listrik. Mobil ini makin diminati masyarakat. Sebelum memilikinya, masyarakat mesti memahami kelebihan dan kekurangan mobil listrik. Aktual/istockphoto.

Jakarta, aktual.com – Penyaluran pembiayaan kendaraan listrik melalui leasing atau multifinance mencapai Rp 17,71 triliun sampai dengan April 2025. Dukungan insentif dari pemerintah diharapkan dapat terus memacu kinerja pembiayaan kendaraan listrik ke depan.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman menerangkan, penyaluran pembiayaan senilai Rp 17,71 triliun itu meningkat 6,48% secara bulanan (month to month/mtm) pada April 2025. OJK juga mencatat penyaluran pembiayaan kendaraan listrik pada bulan sebelumnya sebesar Rp 16,63 triliun.

“Dengan porsi pembiayaannya sebesar 3,34% dari total penyaluran pembiayaan multifinance,” ungkap Agusman kepada wartawan, dikutip pada Minggu (8/6/2025).

Dia mengatakan, pemberian insentif kendaraan listrik oleh pemerintah, termasuk motor listrik, merupakan dukungan strategis terhadap percepatan transisi energi dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional. OJK meyakini kebijakan semacam ini dapat mendorong peningkatan pembiayaan kendaraan listrik oleh multifinance.

Turut dilaporkan OJK, total piutang pembiayaan multifinance tumbuh 3,67% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 504,18 triliun pada April 2025. Meski masih bertumbuh, laju pertumbuhan sebenarnya telah melambat selama sepuluh bulan berturut-turut.

Dari sisi kualitas, pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) multifinance kembali mengalami perbaikan pada April 2025, melanjutkan indikasi perbaikan pada bulan sebelumnya. NPF net dan gross masing-masing menjadi sebesar 0,82% dan 2,43%.

OJK sendiri memproyeksi pertumbuhan piutang pembiayaan dari multifinance sepanjang tahun 2025 dalam kisaran 8-10% yoy. Secara nominal, piutang pembiayaan diperkirakan dapat ditutup mencapai Rp 543,70 triliun sampai dengan 553,77 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano