Jakarta, aktual.com – Ekonom senior Rizal Ramli mengkritik kebijakan pemerintah yang mulai membatasi pembelian pertalite. Rizal pun menyebut pemerintah tak memahami karakteristik masyarakat pengguna pertalite.
“Saya terganggu dan bahkan kesel ketika membaca pejabat-pejabat dan ahli abal-abal yang mengatakan bahwa subsidi petralite bagaikan bakar uang. (Mohon maaf) Mayoritas yang pakai petralite itu 120 juta pengendara sepeda motor, yag menggunakan motornya untuk bekerja dan antar istri & anak. Itulah golongan menengah bawah. Bukan orang kaya,” kata dia dalam keterangan tertulis kepada aktual.com, Senin (16/9) pagi.
Mantan Menko Maritim ini bahkan menyindir para pejabat negara yang suka berutang secara besar-besaran dengan tingkat bunga pengembalian (Yield) yang tinggi, yakni sebesar dua persen. Imbas hal tersebut, ungkap Rizal, Indonesia pun harus membayar bunga utang sekitar Rp 441 triiliun.
Tak ayal, Rizal mengibaratkan pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah terjebak pinjaman online alias pinjol. Maksudnya, pembayaran utang harus dibayar dengan cara berhutang atau mengambil pinjaman kembali.
“Pembakar uang paling besar itu pejabat yang ngutang jor-joran dengan bunga ketinggian (yield 2 persen diatas negara-negara yg ratingnya lebih rendah dari Indonesia). Sehingga tahun depan, Indonesia harus bayar bunga utang saja Rp 441 trilliun dengan cara ngutang lagi. Pemerintah Jokowi sudah terikat pinjol,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Megel Jekson