Jakarta, Aktual.com – Pandemi covid-19 yang melanda berbagai negara di belahan dunia harus bersama – sama diatasi dengan memperkokoh ketahanan kesehatan di kawasan.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya secara virtual pada KTT ke-15 Asia Timur (EAS), Sabtu (14/11), dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Menurut Jokowi, dalam jangka pendek ketersediaan vaksin Covid-19 di kawasan merupakan sebuah keharusan. Sementara dalam jangka panjang, kawasan sudah harus bersiap lebih dini untuk mengantisipasi pandemi yang mungkin kembali terjadi.

“Beberapa hal yang perlu diprioritaskan adalah sistem peringatan dini, mekanisme ketersediaan obat-obatan dan peralatan medis di kala darurat, pembentukan inventory buffer di kawasan untuk alat kesehatan, kawasan industri kesehatan, serta riset dan teknologi kesehatan,” kata Jokowi.

Selain itu, EAS harus menjadi penggerak perdamaian dan stabilitas di kawasan. Di tengah situasi sulit saat ini, lanjut Jokowi,  bibit-bibit perpecahan dan konflik tidak boleh dibiarkan berkembang lebih lanjut.

“Sebaliknya, semua pihak harus bersatu dan fokus untuk melawan musuh bersama, yakni pandemi Covid-19,” tegas Jokowi.

Lebih jauh, Presiden Jokowi menambahkan, nilai dan norma yang telah disepakati dalam Bali Principles harus dihormati semua pihak. Mulai dari penghormatan kedaulatan, penyelesaian masalah secara damai, hingga komitmen terhadap hukum internasional termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.

“Kita harus bersama-sama mengedepankan dialog dan kerja sama saling menguntungkan di kawasan, bukan kompetisi maupun rivalitas,” ujarnya.

Semangat kerja sama yang saling menguntungkan tersebut merupakan semangat yang diusung oleh ASEAN melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh negara EAS untuk meningkatkan kerja sama dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera.

Presiden Joko Widodo terus mendorong dibangunnya kepercayaan strategis di antara negara anggota KTT Asia Timur untuk memperkuat kerja sama.

“Sebagai forum dialog tingkat pemimpin negara, EAS harus terus digunakan untuk membangun strategic trust untuk memperkuat kerja sama. Modal yang dimiliki EAS sangatlah besar. Sebanyak 5 anggota EAS saat ini duduk di Dewan Keamanan PBB, 8 anggota EAS tergabung dalam G20. EAS juga mewakili lebih dari 54 persen penduduk dunia dan 58 persen GDP dunia,” kata Jokowi.

Dengan modal tersebut, menurut Jokowi,  maka kesepakatan dan upaya EAS pasti memiliki dampak besar terhadap kawasan dan dunia.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i