Jakarta, Aktual.com – Negara-negara yang tergabung dalam Kelompok D-8 Negara Berkembang atau Developing Eight (D-8) telah merampungkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-10, di mana Turki menyerahkan kepemimpinan yang dipegang selama empat tahun terakhir kepada Bangladesh.

“Dengan penyelenggaraan KTT ini, kami menyerahkan presidensi yang telah kami jalankan selama empat tahun kepada negara sahabat Bangladesh,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam KTT yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (8/4).

Dia pun mengucapkan selamat dan sukses pada Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina yang kini menjabat sebagai pimpinan organisasi tersebut.

Erdogan mengatakan bahwa selama masa presidensinya, Turki telah berupaya untuk memperkuat organisasi D-8 serta kerja sama regional yang sejalan dengan prioritas negara itu.

Di penghujung presidensi di D-8, Erdogan menekankan bahwa organisasi tersebut perlu diperbaharui sesuai dengan kebutuhan yang muncul di masa kini, dan mengatakan bahwa kelompok D-8 perlu mengadopsi struktur yang berbasis proyek dan pencapaian.

“Kita harus mengambil langkah untuk mempercepat proses pembuatan keputusan. Sebagaimana telah kami sampaikan pada KTT sebelumnya, kita juga perlu memperkuat organisasi kita dengan anggota dan mitra baru sehingga pengaruh D-8 dapat semakin diperluas,” papar Erdogan.

Sementara itu, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menyebut bahwa presidensi D-8 yang kembali dijalani oleh Bangladesh merupakan momen bersejarah, mengingat hal tersebut berarti satu siklus giliran kepemimpinan telah dilewati.

Sheikh Hasina sendiri merupakan salah satu anggota pendiri D-8 dalam pembentukan resmi kelompok itu melalui adopsi Deklarasi Istanbul pada tahun 1997 lalu.

“Saya mengucapkan selamat kepada yang terhormat Bapak Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, atas kesuksesan selama menjabat sebagai pimpinan D-8,” ucapnya.

Dia pun menggarisbawahi sejumlah isu terkait kerja sama dalam lingkup kelompok D-8, yakni pemanfaatan kekuatan kaum muda melalui pengembangan kemampuan, memanfaatkan potensi penuh atas keragaman, dan memperbaiki konektivitas untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi.

Sebagai informasi, D-8 merupakan kelompok yang mulai berdiri pada tahun 1997 melalui adopsi Deklarasi Istanbul dan beranggotakan delapan negara berkembang, yakni Indonesia, Bangladesh, Mesir, Malaysia, Pakistan, Turki, Nigeria, dan Iran.

KTT D-8 yang ke-10 pada 2021 ini menghasilkan dua dokumen yang diadopsi oleh negara-negara anggota, termasuk dokumen Deklarasi Dhaka dan Decennial Roadmap 2030.

Dhaka Declaration merupakan deklarasi yang berisikan komitmen politis arah D-8 untuk bekerja sama di bidang ekonomi pembangunan, serta meningkatkan daya tawar organisasi di tingkat global, sementara Decennial Roadmap 2030 merupakan guideline dan timeline yang disusun negara-negara D-8 untuk mencapai komitmen Deklarasi Dhaka selama satu dekade ke depan.

Dalam pertemuan yang bertema “Kemitraan untuk Dunia yang Transformatif: Memanfaatkan Kekuatan Generasi Muda dan Teknologi” itu, Indonesia menyoroti sejumlah isu penting, termasuk seruan untuk dukungan D-8 terhadap multilateralisme vaksin di tengah mencuatnya nasionalisme vaksin serta dorongan untuk mempromosikan keuangan syariah dan industri halal dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin