Reklamasi merupakan metode utama Cina dalam rangka meluaskan ruang hidupnya di Indonesia. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Rencana untuk melakukan reklamasi karena Jakarta dinilai kekurangan ruang untuk para penduduknya adalah hal yang salah.

“Anggapan umum seolah-olah Jakarta kekurangan ruang adalah kesalahan logika dan kesalahan fakta,” kata arsitek dan pakar tata kota, Marco Kusumawija dalam diskusi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Kamis (26/10).

Marco memaparkan kepadatan penduduk di Jakarta adalah sekitar 150 jiwa per hektare, jauh lebih sedikit dibandingkan kepadatan yang terdapat seperti di kota Paris (400-500 jiwa per hektare) hingga ibukota Denmark, Kopenhagen (600 jiwa per hektare).

Namun, ujar dia, pengelolaan tata ruang di kawasan ibukota masih tidak tepat sehingga kalah misalnya dari Singapura, yang disebut telah membuat “build spaces” (ruang bangun) di wilayahnya sebanyak lebih dari tiga kali kota Jakarta.

Terkait dengan reklamasi, ia menyatakan bahwa tidak tepat bila dikatakan Jakarta kekurangan tanah, maka boleh diambil dari laut, karena hal itu memiliki sejumlah dampak negatif seperti berkurangnya spesies ikan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara