Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng (kiri) dan Plt Dirut Pertamina Yenni Andayani (kanan) memberikan keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2). Kementerian BUMN selaku pemegang saham melalui RUPS mencopot Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan menunjuk Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas (Plt) direktur utama di perusahaan minyak dan gas pelat merah tersebut. AKTUAL/Tino Oktaviano
Plt Dirut PT Pertamina (Persero) Yenni Andayani menghadiri acara keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2). Kementerian BUMN selaku pemegang saham melalui RUPS mencopot Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan menunjuk Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas (Plt) direktur utama di perusahaan minyak dan gas pelat merah tersebut. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) akan mengembangkan bisnis di negara Bangladesh sebagai bentuk implementasi kesepakatan kedua negara dalam kerjasama di sektor energi yang ditandatangani oleh Meteri ESDM, Ignasius Jonan dengan Menteri Negara Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral Bangladesh, Nasrul Hamid pada Jumat (15/9).

Direktur Gas Pertamina, Yenni Andayani menjelaskan nantinya selain melakukan suplai LNG ke Bangladesh, Pertamina juga akan membangun fasilitas penerimaan LNG yang terdiri dari Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), mooring dan infrastruktur off-loading, sub-sea dan pipa gas onshore ke grid gas alam.

“Ini baru awal kerjasama, dibuka kesempatan untuk pengembangan bisnis, kita akan bicara lebih lanjut teknisnya nanti,” kata Yenni pada cara penandatanganan tersebut.

Sementara dalam keterangan Menteri Nasrul Hamid bahwa negaranya menghadapi ancaman defisit LNG pada 2018 sekitar 1 juta ton pertahun (MTPA) dan akan meningkat menjadi sekitar 11 MTPA pada tahun 2030.

Kemudian Direktur Utama Petrobangla (perusahaan Bangladesh), Abul Mansur Md Faizullah menegaskan memang belum ada kepastian berapa LNG yang dibutuhkan dari Pertamina, namun untuk permulaan Petrobangla berharap bisa mendapatkan suplay 1 MTPA.

Abul pun berharap pasokan dari Pertamina bisa dimulai pada tahun depan yang bertepatan dengan rampungnya dua fasilitas FSRU pada April dan Oktober 2018.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby